InspirasI

Minggu, 15 Januari 2017

PERAN BANGSA ARAB UNTUK BANGSA INDONESIA



Selama ini kita hanya tahu kalau proklamasi kemerdekaan yang diucapkan oleh Bung Karno berlangsung di Jalan Pegangsaan Timur no. 56. Selebihnya kita tidak tahu siapa gerangan pemilik dari rumah yang sangat bersejarah ini. Siapa empunya rumah yang menjadi tempat tinggal Bung Karno hingga tanah dan bangunannya dihibahkan pada negara.
           Beliau adalah Faradj bin Said bin Awad Martak. Pedagang Indonesia keturunan Arab ini mengizinkan rumahnya digunakan untuk upacara proklamasi. Bahkan, selama Bung Karno di sana, beliau memberikan pelayanan yang pria termasuk membantu menyembuhkan penyakit dari Bung Karno.
Berikut kisah dari Faradj bin Said yang jangan sampai dilupakan oleh sejarah. Berkat jasa beliau, proklamasi bisa dilakukan dengan lancar dan tanpa gangguan apa pun.
Siapa  Faradj bin Said.

            Faradj bin Said adalah seorang pedagang yang cukup sukses di masa itu. Beliau lahir di Hadramaut lalu tumbuh dan akhirnya menetap di Indonesia dengan menjalankan sebuah perusahaan. Sebagai seorang pebisnis yang sukses, Faradj bin Said ternyata tidak lupa daratan. Beliau justru dikenal aktif berjuang untuk Indonesia dan membantu pejuang agar negeri ini segera merdeka.
Faradj bin Said  Kekayaan yang dimiliki oleh Faradj bin Said ternyata dipergunakan dengan baik untuk negeri ini.
           Beliau tidak segan-segan memberikan sejumlah dana atau bahkan tanah kepada negeri ini agar cita-cita negeri ini bisa tercapai. Bagi Faradj bin Said, mengabdi untuk negeri ini adalah kewajiban di samping dia tetap bekerja sebagai seorang pebisnis yang andal.
Rumah Proklamasi yang  Diberikan kepada Negara
         Salah satu bentuk perjuangan dari seorang Faradj bin Said adalah pemberian rumahnya kepada para pejuang. Rumah di Pegangsaan Timur no.56 yang kita kenal baik sebagai lokasi dari proklamasi kemerdekaan adalah milik dari Fardj bin Said. Beliau mengizinkan Bung Karno tinggal di sana setelah peristiwa Rengasdengklok terjadi.
        Pegangsaan Timur No. 56 Dini hari sebelum proklamasi diadakan, Bung Karno dan golongan tua serta muda berkumpul di sini. Setelah naskah proklamasi dirumuskan, semuanya berkumpul dan menunggu saat yang tepat untuk melakukan proklamasi kemerdekaan. Semua orang datang ke sini meski sembunyi-sembunyi dari militer Jepang yang masih belum menerima kekalahannya dari sekutu.
Membantu Mengobati Penyakit Bung Karno
     Sebelum proklamasi kemerdekaan akhirnya dikumandangkan, Bung Karno mengalami sakit yang cukup parah. Beliau mengidap beri-beri dan juga malaria. Dua penyakit ini menyebabkan tubuh dari proklamator ini terus lemas. Melihat Bung Karno yang cukup mengkhawatirkan, Faradj bin Said akhirnya memberikan Bung Karno sebuah madu yang sangat berkhasiat bernama sidr bahiyah.
Proklamasi Kemerdekaan
     Dengan madu yang sangat berkhasiat ini, kesehatan dari Bung Karno lambat laun membaik. Beliau mampu bertahan meski harus banyak tidur untuk memulihkan stamina. Oh ya, menurut dokter pribadi dari Bung Karno, penyembuhan yang dialami Bung Karno cukup signifikan berkat madu Faradj bin Said dan juga obat yang dia berikan.
     Sahabat Baik Bung Karno yang Hobi Menghibahkan Tanah
Setelah kesehatannya membaik, Bung Karno akhirnya mampu mengumandangkan proklamasi kemerdekaan dengan baik. Di rumah yang dimiliki oleh Faradj bin Said, perubahan besar bagi negeri ini akhirnya berjalan dengan baik hingga Bung Karno memberikan ucapan terima kasih resmi kepada Faradj bin Said setelah menjadi presiden.
Ucapan terima kasih negara]
        Setelah digunakan sebagai lokasi proklamasi kemerdekaan, rumah yang terletak di Jalan Pegangsaan Timur no. 56 diberikan kepada negara. Faradj bin Said 
menghibahkan rumah itu agar saksi sejarah itu bisa dikelola dengan baik oleh negara. 

         Selain kediamannya, beliau juga pernah menghibahkan tanah dan membangun masjid besar Al-Azhar  di Kebayoran Baru.
        Faradj bin Said mungkin tidak seterkenal pahlawan-pahlawan yang berjuang untuk negeri ini. Namun perjuangan yang diberikannya pada negeri ini tidaklah sedikit, bahkan Bung Karno sampai mengagumi sosok pedagang pekerja keras ini...

Tidak ada komentar: