InspirasI

Minggu, 08 Januari 2017

Propaganda Dan Fitnah di Internet

Di era internet,kita dihadapkan dengan berita-berita, baik itu berbentuk tulisan di media mainstream atau media bawah tanah (pribadi),tulisan esai,tulisan pendek di media sosial,pesan berantai di facebook,twitter,instagram,w.a dan lain-lainnya.Semua nyaris menjejali diri kita dengan sesuatu yang baru.Yang tanpa sadar akan membentuk pola pikir yang juga baru.
           Semua hadir di depan alat genggam kita (smartphone) tanpa mau kita sadari bahwa sebenarnya tidak semua berita itu kita butuhkan.Tidak semua tulisan itu perlu kita baca dan fikirkan.Tidak semua berita atau isu-isu itu kita ikut nimbrung lalu ikut memanas-manasi tanpa mau berfikir bagaimana menyelesaikan masalah di dalam berita itu.
           Kuncinya sebenarnya tidak terlalu sulit,Jika kita fikir kita tidak bisa menyelesaikan masalah di berita itu maka cukup dengan mendo’akan dan tutup tidak baca berita itu.Toh kita tidak bisa menyelesaikan masalah disitu.Tetapi jika kita mengira bahwa kita bisa menyelesaikan masalah maka nimbrung dan ikut berpartisispasi di dalam berita itu juga bagus.
           Masalah terbesar adalah berita-berita yang dimunculkan di media sosial baik mainstream atau pribadi, biasanya berita yang akan menggiring netizen ke dalam kubu pro dan kontra atau isu-isu yang kontroversial sehingga sebenarnya kita patut mewaspadai bahwa apakah dengan membaca berita itu ada manfaatnya untuk kita atau tidak.
          Dengan berpedoman apakah dengan membaca berita itu ada manfaatnya atau tidak,kita akan menikmati banjir informasi dengan lebih bijak dan cerdas.Jika ada manfaatnya kita baca dan jika tidak bermanfaat kita tinggalkan.
Yang paling ditakutkan di media sosial adalah adanya propagandis yang bisa merusak isi asli berita dengan tujuan fitnah,adu domba,dan berbagai hal yang busuk lainnya.Kita mengenal teknik BIG LIE yaitu menyebarluaskan berita bohong melalui media massa baik mainstream atau pribadi sebanyak mungkin dan sesering mungkin hingga kemudian kebohongan tersebut dianggap sebagai suatu kebenaran.
           Dan kita sekarang sudah terlanjur  masuk di jaman internet dimana segala informasi sudah terus saja menjejali kita tiap detiknya.Jika kita tidak punya pedoman untuk berinternet yangbijak bisa-bisa kita hanya akan terombang ambing di dalam permainan para propagandis.Lihat saja sekarang di media sosial bagaimana berita hoax atau berita asli yang dimanipulasi disalahartikan isinya sudah sangat banyak.Kita harus punya prinsip.Lagi-lagi kita kembalikan ke pembahasan di atas.  Kita harus berfikir dulu apakah membaca berita itu ada manfaatnya atau tidak,sumber berita terpercaya atau tidak, jika tidak ada  sumber atau sumbernya tidak jelas maka jelas sekali itu hoax alias ulah para propagandis busuk, jangan mudah menyebarluaskan berita nge-share ke media sosial kita atau copas berita yang tidak ada sumber yang jelas atau sumbernya memang tidak jelas,karena bisa jadi ini juga masuk katogori propaganda supaya masyarakat resah atau menjurus ke adu domba.
         Semoga kita bisa menjadi netizen yang bijak karena kita sudah masuk jaman propaganda, dimana berita sangat mudah dimanipulasi dan disalahartikan.Berinternetlah dengan bijak dan jangan mudah terbawa arus yang buruk. Media Sosial bagaikan Pisau bermata dua satu bisa bermanfaat yang satu bisa melukai pemiliknya kalau tidak hati-hati. Terimakasih.

Tidak ada komentar: