InspirasI

Minggu, 30 Juli 2017

PESAN RASULULLAH SAW SEBELUM WAFAT


Sebelum malaikat Izrail diperintah Allah SWT untuk mencabut nyawa Nabi Muhammad, Allah berpesan kepada malaikat Jibril
“Hai Jibril, jika kekasih-Ku menolaknya, laranglah Izrail melakukan tugasnya!” Sungguh berharganya manusia yang satu ini yang tidak lain adalah Nabi Muhammad SAW. Di rumah Nabi Muhammad SAW, Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.
“Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk sambil berkata, “Maafkanlah, ayahku sedang demam” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian Fatimah kembali menemani Nabi Muhammad SAW yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, “Siapakah itu wahai anakku?”. “Tak tahulah ayahku, sepertinya orang baru, karena baru sekali ini aku melihatnya” tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
“Ketahuilah wahai anakku, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut” kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakan tangisnya.
Malaikat maut pun datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut bersama menyertainya. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah SWT dan penghulu dunia ini.
“Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. “Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu” kata malaikat Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
“Engkau tidak senang mendengar khabar ini?” Tanya malaikat ibril lagi.
“Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?” “Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar bahwa Allah berfirman kepadaku: Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya” kata malaikat Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya malaikat Izrail melakukan tugasnya. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
“Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.” Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. “Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?” Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
“Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal” kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi. “Ya Allah, dahsyat sekali maut ini, TIMPAKAN SAJA SEMUA SIKSA MAUT INI KEPADAKU, JANGAN PADA UMATKU”
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali mendekatkan telinganya. “Uushiikum bis-shalaati, wamaa malakat aimaanukum (peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu)”. Di luar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. “Ummatii, ummatii, ummatiii! (Umatku, umatku, umatku)”. Dan, berakhirlah hidup manusia yang paling mulia yang memberi sinaran itu.
Menurut jumhur ulama sebagian Sakitnya Sakarotulmaut Seluruh umat Nabi muhammad sudah dilimpahkan kepada Sayyidina muhammad....
Betapa mendalam cinta Rasulullah kepada kita ummatnya, bahkan diakhir kehidupannya hanya kita yang ada dalam fikirannya. Sakitnya sakaratul maut itu tetapi sedikit sekali kita mengingatnya bahkan untuk sekedar menyebut Mengagungkan Pangilan Nabinya.
Allahumma sholli 'alaa Sayyidina Muhammad wa 'ala ali Sayyidina Muhammad....
Mudah2an kita termasuk ummatnya yg nanti di hari kiamat akan mendapatkan syafaat baginda Rosulullah SAW.
Aamiin.
Yang like, komentar dan share status ini, Semoga kelak akan berkumpul bersama Rasulullah dan mendapatkan aliran syafa'at dari Baginda kita, Rasulullah Muhammad SAW.
Amiin...
Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad......

KH. ABDUL HAMID PASURUAN


Suatu ketika ada seseorang meminta nomer togel ke Kyai Hamid. Oleh Kyai Hamid diberi dengan syarat jika dapat togel maka uangnya harus dibawa kehadapan Kyai Hamid. Maka orang tersebut benar-benar memasang nomer pemberian Kyai Hamid dan menang. Saran ditaati uang dibawa kehadapan Kyai Hamid. Oleh kyai uang tersebut dimasukan ke dalam bejana dan disuruh melihat apa isinya. Terlihat isinya darah dan belatung. Kyai Hamid berkata “tegakah saudara memberi makan anak istri saudara dengan darah dan belatung?” Orang tersebut menangis dan bertobat.
Setiap pergi ke manapun Kyai Hamid selalu didatangi oleh umat, yang berduyun duyun meminta doa padanya. Bahkan ketika naik haji ke mekkah pun banyak orang tak dikenal dari berbagai bangsa yang datang dan berebut mencium tangannya. darimana orang tau tentang derajat Kyai Hamid? Mengapa orang selalu datang memuliakannya? Konon inilah keistimewaan beliau, beliau derajatnya ditinggikan oleh Allah SWT.
Pada suatu saat orde baru ingin mengajak Kyai Hamid masuk partai pemerintah. Kyai Hamid menyambut ajakan itu dengan ramah dan menjamu tamunya dari kalangan birokrat. Ketika surat persetujuan masuk partai pemerintah itu disodorkan bersama pulpennya, Kyai Hamid menerimanya dan menandatanganinya. Anehnya pulpen tak bisa keluar tinta, diganti polpen lain tetap tak mau keluar tinta. Akhirnya Kyai Hamid berkata: “Bukan saya yang gak mau tanda tangan, tapi bolpointnya gak mau”. Itulah Kyai Hamid dia menolak dengan cara yang halus dan tetap menghormati siapa saja yang bertamu kerumahnya.
Inilah beberapa dari banyak karomah Kyai Hamid. Kyai Hamid adalah realita nyata tentang munculnya seorang hamba Allah yang mempunyai kekuatan ma’rifat billah yang mumpuni dan kekuatan musyahadah atas nur tajalli dengan maqam wilayah yang amat tinggi. Dan kekuatan tersebut tentu tidak mungkin beliau dapatkan dengan serta merta tanpa melalui tahapan-tahapan amaliyah dan maqamat tarekat yang beliau jalani dan beliau istiqamahkan. Setidaknya -dari sirah Kyai Hamid yang dapat kita baca-, kualitas amaliyah dan maqamat itulah yang selalu beliau pancarkan dalam setiap gerak langkah beliau. Kewara’an, kezuhudan, ketawadlu’an, kesabaran, keistiqamahan, dan riyadlah.
Dan yang jelas, kekuatan ma’rifat dan wilayah tersebut hingga saat ini telah menjadi hamparan hikmah yang maha luas dan menebarkan harum pada sanubari tiap orang yang mengenalnya. Hingga siapapun tak akan pernah kehabisan untuk mengais suri tauladan atas keagungan akhlaknya dan menempa keberkahan yang telah beliau sebarkan dalam setiap relung hati dan palung hidup kita.
Sebelum menjadi kyai, semasa beliau mondok di Termas, Abdul Hamid (nama asli Kyai Hamid) banyak melakukan suluk tarekat secara sirri. Seperti sering pergi ke gunung dekat pondok Termas untuk melakukan khalwat dan dzikir. Tapi kalau ada orang datang, ia pura-pura mantheg (mengetapel) agar orang tidak tahu bahwa dia sedang berkhalwat. Amalan wirid juga sering beliau baca disela-sela aktifitasnya sebagai seorang santri. Bahkan, ketika sering diajak begadang untuk mencari jangkrik, Kyai Hamid segera membaca wirid ketika teman-temannya tidak melihatnya.
Lambat laun, aktifitas suluk Kyai Hamid dengan dzikir sirri (qalbi) dan membaca awrad semakin intens dilakukan di kamar Pondok. Bahkan diceritakan, semakin hari, Kyai Hamid semakin jarang keluar dari kamar untuk melakukan dzikir dan wirid tarekat tersebut. Sampai-sampai, kawan-kawannya menggodanya dengan mengunci pintu kamar dari luar.
Beliau bersikap hormat pada siapapun. Dari yang miskin sampai yang kaya, dari yang jelata sampai yang berpangkat, semua dilayaninya, semua dihargainya. Misalnya, bila sedang menghadapi banyak tamu, beliau memberikan perhatian pada mereka semua. Mereka ditanyai satu per satu sehingga tak ada yang merasa disepelekan. “Yang paling berkesan dari Kiai Hamid adalah akhlaknya: penghargaannya pada orang, pada ilmu, pada orang alim, pada ulama. Juga tindak tanduknya,” kata Mantan Menteri Agama, Prof. Dr. Mukti Ali, yang pernah menjadi junior sekaligus anak didiknya di Pesantren Tremas.
Beliau sangat menghormat pada ulama dan habaib. Di depan mereka, sikap beliau layaknya sikap seorang santri kepada kiainya. Bila mereka bertandang ke rumahnya, beliau sibuk melayani. Misalnya, ketika Sayid Muhammad ibn Alwi Al-Maliki, seorang ulama kondang Mekah (yang baru saja wafat), bertamu, beliau sendiri yang mengambilkan suguhan, lalu mengajaknya bercakap sambil memijatinya. Padahal tamunya itu lebih muda usia.
Sikap tawadhu’ itulah, antara lain, rahasia “keberhasilan” beliau. Karena sikap ini beliau bisa diterima oleh berbagai kalangan, dari orang biasa sampai tokoh. Para kiai tidak merasa tersaingi, bahkan menaruh hormat ketika melihat sikap tawadhu’ beliau yang tulus, yang tidak dibuat-buat. Derajat beliau pun meningkat, baik di mata Allah maupun di mata manusia. Ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW., “Barangsiapa bersikap tawadhu’, Allah akan mengangkatnya.”
Beliau sangat penyabar, sementara pembawaan beliau halus sekali. Sebenarnya, di balik kehalusan itu tersimpan sikap keras dan temperamental. Hanya berkat riyadhah (latihan) yang panjang, beliau berhasil meredam sifat cepat marah itu dan menggantinya dengan sifat sabar luar biasa. Riyadhah telah memberi beliau kekuatan nan hebat untuk mengendalikan amarah.
Beliau, misalnya, dapat menahan amarah ketika disorongkan oleh seorang santri hingga hampir terjatuh. Padahal, santri itu telah melanggar aturan pondok, yaitu tidak tidur hingga lewat pukul 9 malam. Waktu itu hari sudah larut malam. Beliau disorongkan karena dikira seorang santri. “Sudah malam, ayo tidur, jangan sampai ketinggalan salat subuh berjamaah,” kata beliau dengan suara halus sekali.
Beliau juga tidak marah mendapati buah-buahan di kebun beliau habis dicuri para santri dan ayam-ayam ternak beliau ludes dipotong mereka. “Pokoknya, barang-barang di sini kalau ada yang mengambil (makan), berarti bukan rezeki kita,” kata beliau.
Pada saat-saat awal beliau memimpin Pondok Salafiyah, seorang tetangga sering melempari rumah beliau. Ketika tetangga itu punya hajat, beliau menyuruh seorang santri membawa beras dan daging ke rumah orang tersebut. Tentu saja orang itu kaget, dan sejak itu kapok, tidak mau mengulangi perbuatan usilnya tadi. Beliau juga tidak marah ketika seorang yang hasud mencuri daun pintu yang sudah dipasang pada bangunan baru di pondok.
Melalui riyadhah dan mujahadah (memerangi hawa nafsu) yang panjang, beliau telah berhasil membersihkan hati beliau dari berbagai penyakit. Tidak hanya penyakit takabur dan amarah, tapi juga penyakit lainnya. Beliau sudah berhasil menghalau rasa iri dan dengki. Beliau sering mengarahkan orang untuk bertanya kepada kiai lain mengenai masalah tertentu. “Sampeyan tanya saja kepada Kiai Ghofur, beliau ahlinya,” kata beliau kepada seorang yang bertanya masalah fiqih. Beliau pernah marah kepada rombongan tamu yang telah jauh-jauh datang ke tempat beliau, dan mengabaikan kiai di kampung mereka. Beliau tak segan “memberikan” sejumlah santrinya kepada KH. Abdur Rahman, yang tinggal di sebelah rumahnya, dan kepada Ustaz Sholeh, keponakannya yang mengasuh Pondok Pesantren Hidayatus Salafiyah.
Menghilangkan rasa takabur memang sangat sulit. Terutama bagi orang yang memiliki kelebihan ilmu dan pengaruh. Ada yang tak kalah sulitnya untuk dihapus, yaitu kebiasaan menggunjing orang lain. Bahkan para kiai yang memiliki derajat tinggi pun umumnya tak lepas dari penyakit ini. Apakah menggunjing kiai saingannya atau orang lain. Kiai Hamid, menurut pengakuan banyak pihak, tak pernah melakukan hal ini. Kalau ada orang yang hendak bergunjing di depan beliau, beliau menyingkir. Sampai KH. Ali Ma’shum berkata, “Wali itu ya Kiai Hamid itulah. Beliau tidak mau menggunjing (ngrasani) orang lain.”
Kiai Hamid, seperti para wali lainnya, adalah tiang penyangga masyarakatnya. Tidak hanya di Pasuruan tapi juga di tempat-tempat lain. Beliau adalah sokoguru moralitas masyarakatnya. Beliau adalah cermin (untuk melihat borok-borok diri), beliau adalah teladan, beliau adalah panutan. Beliau dipuja, di mana-mana dirubung orang, ke mana-mana dikejar orang (walaupun beliau sendiri tidak suka, bahkan marah kalau ada yang mengkultuskan beliau).
Tanggal 9 rabiul awal 1403 H beliau berpulang ke rahmatulloh. Umat menangis, gerak kehidupan di Pasuruan seakan terhenti. Ratusan ribu orang membanjiri Pasuruan, memenuhi relung Masjid Agung Al Anwar dan alun alun serta memadati gang dan ruas jalan. Beliau dimakamkan di belakang masjid agung Pasuruan. Ribuan umat menziarahinya setiap waktu mengenang jasa dan cinta beliau kepada umat.
Seperti kebanyakan para kiai, Kiai Hamid banyak memberi ijazah wirid kepada siapa saja. Biasanya ijazah diberikan secaara langsung tapi juga pernah memberi ijazah melalui orang lain.
Diantara ijazah beliau adalah:
1. Membaca SURAT AL-FATIHAH 100 kali tiap hari. Menurutnya, orang yang membaca ini bakal mendapatkan keajaiban-keajaiban yang tak terduga. Bacaan ini bisa dicicil setelah sholat Shubuh 30 kali, selepas shalat Dhuhur 25 kali, setelah Ashar 20 kali, setelah Maghrib 15 kali dan setelah Isya’ 10 kali.
2. Membaca HASBUNALLAH WA NI’MAL WAKIL sebanyak 450 kali sehari semalam.
3. Membaca sholawat 1000 kali. Tetapi yang sering diamalkan Kiai Hamid adalah shalawat Nariyah dan Munjiyat.
4. Membaca kitab DALA’ILUL KHAIRAT. Kitab yang berisi kumpulan shalawat.
5. Wirid rutin AL-WIRD AL-LATHIF dan RATIB AL-HADDAD. Dua wirid yang diajarkan oleh Kyai Hamid dan diwariskan hingga sekarang kepada para santri dan keluarganya.
Terakhir, berikut Syiir doa beliau yang pernah dimuat di KWA
بسم الله الرّحمن الرّحيم
يَا رَبَّنا اعْتَرَفْنا * بِأَنَّنَا اقْتَرَفْنَا
Wahai Tuhan kami! kami mengakui telah berbuat dosa
وَاَنَّنَا اَسْرَفْنَا * عَلَى لَظَى اَشْرَفْنَا
Sungguh kami telah melampaui batas dan kami hampir masuk neraka ladho
فَتُبْ عَلَيْنَا تَوْبَةْ * تَغْسِلْ لِكُلِّ حَوْبَةْ
Maka berilah kami taubat, sucikanlah kami dari segala dosa
وَاسْتُرْ لَنَا الْعَوْرَاتِ * وَاَمِنِ الرَّوْعَاتِ
Tutuplah segala keburukan kami, amankanlah dari segala ketakutan
وَاغْفِرْ لِوَالِدِيْنَا * رَبِّ وَمَوْلُوْدِيْنَا
Wahai Tuhan ampunilah orang tua kami dan anak-anak kami
وَالْاَلِ وَالْاِخْوَانِ * وَسَائِرِالْخِلَّانِ
Ampunilah keluarga, teman-teman dan semua saudara
وَكُلِّ ذِيْ مَحَبَّةَ * أَوْ جِيْرَةٍ أَوْ صُحْبَحْ
Ampunilah kekasih, tetangga dan semua sahabat
وَالْمُسْلِمِيْنَ اَجْمَعْ * اَمِيْنَ رَبِّ اِسْمَعْ
serta semua muslim, Wahai Tuhan semoga Kau dengar kau kabulkan
فَضْلًا وَجُوْدًا مَّنَّا * لَا بِاكْتِسَابٍ مِنَّا
Dengan anugrah, kemurahan, dan kemuliaanMu, bukanlah sebab usaha kami
بِاالْمُصْطَفَى الرَّسُوْلِ * نَحْظَى بِكُلِّ سُوْلِ
Dengan wasilah Rasul Terpilih, kami peroleh segala permintaan
صَلَّى وَسَلَّمْ رَبِّ * عَلَيْهِ عَدَّ الْحَبِّ
Semoga Allah memberi rahmat dan keselamatan kepada Rasul sebanyak bijian (sebanyak-banyaknya).
وَاَلِهِ وَالصَّحْبِ * عَدَدَ طَشِّ السُّحْبِ
Kepada dan keluarganya sebanyak rintikan hujan yang turun
وَالْحَمْدُ لِلْاِلَهِ * فِيْ الْبَدْءِ وَالتَّنَاهِى
Segala puji bagi Allah dari permulaan dan penghabisan

UNTUK PARA AYAH
"INDAHNYA MENGANTAR ANAK SEKOLAH"

Buat Para Ayah..... Jangan lewatkan masa mengantar anak sekolah karena itulah masa romantis bersama anak kita
Tidak sedikit ayah yang punya waktu luang namun menganggap ringan masa mengantar anak sekolah padahal di situlah  masa romantis bersama anak
Kita bisa ngobrol dalam perjalanan dengan anak melingkarkan tangannya di perut kita, anak mendekap kita tidak ada jarak, kita bisa ngobrol layaknya teman
Sesampai di sekolah, di tempat tunas2 bangsa akan tumbuh,  akan ada momen romantis berpisah melepas anak yang akan masuk ke kelas, anak mencium tangan kita, kita mencium pipi dan kepala anak, anak balas mencium kita, kita bisa memperbaiki tasnya, jilbabnya yang miring, kita bisa tos dulu.. bisa bercanda sebentar...
Hati ayah mana yang tidak haru saat melepas anak masuk ke kelas, meski mengantar setiap hari rasa haru itu pun selalu menyeruak di hati saat melepas anak mau memasuki kelas.
Tidak hanya ayah. Anak pun merasakan hal sama ayah, anak merasa haru diantar anak, merasa berat ditinggal ayah, akan terlihat di mata anak rasa tidak ingin ditinggalkan oleh ayah, sehingga setelah cium tangan kita, dia akan dada dengan kita.. "dadaaaa..." percayalah anak merasakan hal sama
Saya pun menikmati saat melihat anak berjalan melangkahkan kaki mungilnya  menuju kelas.
Saya pandangi dari belakang sambil berdoa di hati  "Ya Allah jadikanlah anakku anak yang shalih dan berikan dia ilmu yang manfaat", akan ada rasa haru lagi yang menyeruak di hati, "Ternyata anakku sudah besar ya..."
Saya pandangi sampai anakku hilang dari pandangan karena masuk kelas atau terhalang oleh ramainya keceriaan anak-anak  yang mau masuk kelas.
                                                          ***
Untuk para ayah jangan lewatkan  masa  romantis dengan anak, saat mengantar anak sekolah, sempatkan waktu meski seminggu sekali meski sebulan sekali, karena banyak ayah yang ingin merasakan masa romantis bersama anak namun terkendala waktu yang tidak memungkinkan, sampai ada yang sangking pinginnya mengambil cuti demi pingin  mengantar anak sekolah.
Karena mereka paham benar saat anak besar, momen itu tak akan pernah terulang lagi
_Wallaahu a'lam bish shawwab

Sabtu, 29 Juli 2017

DOA KEPADA ORANG YANG SUDAH MENINGGAL

Kisah yang diceritakan oleh seorang Hamba ALLAH tentang mimpi Seorang Wali di Pekuburan. Di dalam mimpi, wali itu melihat roh ahli-ahli kubur sedang mengais-ngais rumput seperti mencari sesuatu.
Tetiba beliau terlihat ada seorang roh ahli kubur yg sudah berusia tua duduk istirahat di atas kuburnya sendiri.
Beliau memutuskan untuk bertanya kepada roh orang tua tersebut.
Wali :
Paman, kenapa paman sedang duduk istirahat dengan tenang, sedangkan ramai ahli kubur yg lain sedang mengais-gais rumput di situ?
Roh Orang tua:
Jikalau kau mau tahu jawabannya,esok kau pergi ke pasar dan cari penjual daging yg masih muda di situ. Penjual daging itu adalah anakku sendiri.
Wali tersebut lalu beranjak dari situ dan terjaga dari mimpinya.
Keesokan harinya.
Wali itu mencari penjual daging yang masih muda tersebut di pasar.Setelah ketemu beliau hanya memperhatikan dari jauh kelakuan penjual daging tersebut.
Selepas penjual daging tersebut menjual dagingnya, dia sambung membaca Al Qur'an.
Wali tadi terkejut lalu mengambil keputusan untuk menjumpai pemuda tersebut.
Wali:
Assalammualaikum anak muda, saya ada beberapa pertanyaan untuk anak muda.
Penjual daging:
Waalaikumsalam, ya boleh. Apakah pertanyaan itu?
Wali:
Adakah kamu mempunyai seorang ahli keluarga yang meninggal dunia yang di kubur di kampung ini?
Penjual daging:
Ya ada. Itu adalah Ayahku.
Wali:
Aku ada melihat Roh ayahmu dalam mimpiku. Beliau tenang disana.
Apa yg kau lakukan untuk ayahmu wahai anak muda?
Penjual daging:
Aku membaca Al-Qur'an dan aku berdoa kepada Allah...
Jika bacaanku itu terdapat pahalanya, aku sedekahkannya untuk ayahku.
* Iktibar dari Kisah ini
Kenapa Roh ahli kubur yang lain sedang mengais-gais rumput di situ?
*Jawabannya,
Mereka sedang mencari percikan-percikan doa yang didoakan oleh orang ramai dan lafaz  "Ala kulli muslimin wal muslimat, wal mukminin wal mukminat".
Mengapa roh orang tua itu hanya duduk istirahat, adalah karena doa anaknya yang selalu dikhususkan untuknya.
Pesan:
Perbanyaklah berdoa untuk kedua orang tua dan saudara kita yang sudah tiada untuk kesenangan mereka di alam barzakh.
Doa seorang anak akan terus sampai kepada ibu bapaknya, terutama anak laki-laki yang mana syurganya di bawah ridho ibunya....
Kemudian laksanakan 7 Sunnah Nabi Muhammad SAW :
Pertama:
Solat Tahajjud.
Karena kemuliaan seorang mukmin terletak pada sholat tahajjudnya.
Doanya pasti akan mudah terkabul dan membuat kita semakin dekat dengan Allah SWT
Kedua:
Membaca Al-Qur’an sebelum terbit matahari.
Alangkah baiknya sebelum mata melihat dunia, kita membaca  Al-Qur’an terlebih dahulu dengan penuh penahaman. Paling tidak jika sesibuk manapun kita, bacalah ayat 3Qul, atau ayat qursi.
Ketiga:
Pergilah ke masjid (Khususnya di waktu subuh).
Sebelum melangkahkan kaki kemanapun, langkahkan kaki ke masjid dahulu, karena masjid merupakan pusat keberkahan, bukan karena panggilan muadzin tetapi panggilan Allah yang mencari orang beriman untuk memakmurkan masjid Allah SWT .
Keempat:
Jaga sholat dhuha.
Karena kunci rezeki terletak pada sholat dhuha.
Yakinlah, kekuatan sholat dhuha sangat dasyat dalam mendatangkan rezeki.
Kelima:
Jaga sedekah setiap hari.
Allah menyukai orang yang suka bersedekah dan malaikat selalu mendoakan kepada orang yang bersedekah setiap hari.
Percayalah, sedekah yang diberikan akan dibalas oleh Allah berlipat-lipat ganda.
Keenam:
Selalu Jaga wudhu.
Karena Allah SWT menyayangi hamba yang berwudhu.
Kata khalifah Ali bin Abu Thalib,
“Orang yang selalu berwudhu, ia akan senantiasa merasa selalu dalam keadaan sholat walaupun ia belum sholat dan dijaga oleh malaikat dengan dua doa yaitu
*Ampuni dosanya dan sayangi dia ya Allah SWT*"
Ketujuh:
Amalkan istighfar setiap saat.
Dengan istighfar masalah yang terjadi karena dosa kita akan dijauhkan oleh Allah.

YA ALLAH JAUHKANLAH KAMI SEMUA DARI SIKSA KUBUR, HARAMKANLAH NERAKA ATAS JASADKU, KEDUA ORANGTUAKU...
Semoga bermanfaat. Aamiin...

Hamzah bin Abdul Muthalib
 Singa Allah

Pada suatu hari Hamzah bin Abdul Muthalib keluar dari rumahnya sambil membawa busur dan anak panah untuk berburu binatang di padang pasir, hal itu telah menjadi hobi dan kegemarannya sejak masa muda.
Siang itu hampir setengah harian ia habiskan waktunya di padang pasir yang luas dan tandus itu, akan tetapi ia tidak mendapatkan buruannya. Akhirnya ia beranjak pulang dan mampir di Ka’bah untuk melakukan thawaf sebelum kembali ke rumah.
Sesampainya di depan Ka’bah seorang budak perempuan milik Abdullah bin Jud’an At Taimi menghampirinya seraya berkata,”Hai Abu Umarah, andai saja tadi pagi kamu melihat apa yang dialami oleh keponakanmu, Muhammad bin Abdullah, niscaya kamu tidak akan membiarkannya. Ketahuilah, bahwa Abu Jahal bin Hisyam-lah, musuh bebuyutannya telah memaki dan menyakiti keponakanmu itu, hingga akhirnya ia mengalami luka-luka di sekujur tubuhnya.” kemudian diceritakannya peristiwa itu secara rinci.
Setelah mendengarkan panjang lebar peristiwa yang di alami oleh keponakannya tadi pagi, dia terdiam sambil menundukkan kepalanya sejenak. Lalu ia membawa busur dan anak panah dan menyandangnya, Kemudian dengan langkah cepat dan tegap, ia pergi menuju Ka’bah dan berharap akan bertemu dengan Abu Jahal di sana. Namun belum sampai di Ka’bah ia melihat Abu Jahal dan beberapa pembesar Quraisy sedang berbincang-bincang. Maka dalam ketenangan yang mencekam, Hamzah mendekati Abu Jahal. Lalu dengan gerakan yang cepat ia lepaskan busur panahnya dan dihantam-kan ke kepala Abu Jahal berkali-kali hingga jatuh tersungkur dan mengucur-lah darah segar deras dari dahinya.
“Mengapa kamu memaki dan mencederai Muhammad, padahal aku telah menganut agamanya dan meyakini apa yang dikatakannya? Nah sekarang, coba ulangi kembali makian dan cercaan mu itu kepadaku jika kamu berani!”, bentak Hamzah kepada Abu Jahal.
Akhirnya dalam beberapa saat orang-orang yang berada di sekitar Ka’bah lupa akan penghinaan yang baru saja menimpa pemimpin mereka. Mereka begitu terpesona oleh kata-kata yang keluar dari mulut Hamzah yang menyatakan bahwa ia telah menganut dan menjadi pengikut Muhammad.
Tiba-tiba beberapa orang dari Bani Makhzum bangkit untuk melawan Hamzah dan menolong Abu Jahal. Tetapi Abu Jahal melarang dan mencegahnya seraya berkata,”Biarkanlah Abu Umarah melampiaskan amarahnya kepadaku. Karena tadi pagi, aku telah memaki dan mencerca keponakannya dengan kata-kata yang tidak pantas.”
Hamzah bin Abdul Muthalib adalah seorang yang mempunyai otak yang cerdas dan pendirian yang kuat. Ketika sampai di rumah, ia duduk terbaring sambil menghilangkan rasa lelahnya dan membawanya berpikir serta merenungkan peristiwa yang baru saja dialaminya.
Sementara itu Abu jahal yang telah mengetahui bahwa Hamzah telah berdiri dalam barisan kaum muslimin berpendapat perang antara kaum kafir Quraisy dengan kaum muslimin sudah tidak dapat dielakkan lagi. Oleh karena itu ia mulai menghasut dan memprovokasi orang-orang Quraisy untuk melakukan tindak kekerasan terhadap Rosulullah dan pengikutnya. Bagaimanapun Hamzah tidak dapat membendung kekerasan yang dilakukan kaum Quraisy terhadap para sahabat yang lemah. Akan tetapi harus diakui, bahwa keislamannya telah menjadi perisai dan benteng pelindung bagi kaum muslimin lainnya. Lebih dari itu menjadi daya tarik tersendiri bagi kabilah-kabilah Arab yang ada di sekitar jazirah Arab untuk lebih mengetahui agama islam lebih mendalam.
Sejak memeluk islam, Hamzah telah berniat untuk membaktikan segala keperwiraan, keperkasaan, dan juga jiwa raganya untuk kepentingan da’wah islam. Karena itu tidaklah mengherankan jika Rasulullah menjulukinya dengan sebutan “Asadullah” yang berarti singa Allah.
Pasukan kaum muslimin yang pertama kali di kirim oleh Rasulullah dalam perang Badar, di pimpin langsung oleh Sayyidina Hamzah, Si Singa Allah, dan Ali bin Abu Thalib menunjukkan keberaniannya yang luar biasa dalam mempertahankan kemuliaan agama islam, hingga akhirnya kaum muslimin berhasil memenangkan perang tersebut secara gilang gemilang. Banyak korban dari kaum kafir Quraisy dalam perang tersebut, dan tentunya mereka tidak mau menelan begitu saja. Maka mereka mulai mempersiapkan diri dan menghimpun segala kekuatan untuk menuntut balas kekalahan yang mereka alami sebelumnya.
Akhirnya tibalah saatnya perang Uhud di mana kaum kafir Quraisy disertai beberapa kafilah Arab lainnya bersekutu untuk menghancurkan kaum muslimin. Sasaran utama perang tersebut adalah Rasulullah dan Hamzah bin Abdul Muthalib. Dan mereka memiliki rencana yang keji terhadap Hamzah yaitu dengan menyuruh seorang budak yang mahir dalam menggunakan tombak dan organ hatinya akan di ambil dan akan di makan oleh Hindun yang memiliki dendam sangat membara karena suaminya terbunuh dalam perang Badar.
Washyi bin Harb diberikan tugas yang maha berat yaitu membunuh Hamzah dan dijanjikan kepadanya imbalan yang besar pula yaitu akan dimerdekakan dari perbudakan.
Akhirnya kedua pasukan tersebut bertemu dan terjadilah pertempuran yang dahsyat, sementara Sayyidina Hamzah berada di tengah-tengah medan pertempuran untuk memimpin sebagian kaum muslimin.. Ia mulai menyerang ke kiri dan ke kanan. Setiap ada musuh yang berupaya menghadangnya, pastilah kepalanya akan terpisah dari lehernya.
Seluruh pasukan kaum muslimin maju dan bergerak serentak ke depan, hingga akhirnya dapat diperkirakan kemenangan berada di pihak kaum muslimin. Dan seandainya pasukan pemanah yang berada di atas bukit Uhud tetap patuh pada perintah Rosulullah untuk tetap berada di sana dan tidak meninggalkannya untuk memungut harta rampasan perang yang berada di lembah Uhud, niscaya kaum muslimin akan dapat memenangkan pertempuran tersebut.
Di saat mereka sedang asyik memungut harta benda musuh islam yang tertinggal, kaum kafir Quraisy melihatnya sebagai peluang dan berbalik menduduki bukit Uhud dan mulai melancarkan serangannya dengan gencar kepada kaum muslimin dari atas bukit tersebut.
Tentunya penyerangan yang mendadak ini pasukan muslim terkejut dan kocar-kacir dibuatnya. Melihat itu semangat Hamzah semakin bertambah berlipat ganda. Ia kembali menerjang dan menghalau serangan kaum Quraisy. Sementara itu Wahsyi terus mengintai gerak-gerik Hamzah, setelah menebas leher Siba’ bin Abdul Uzza dengan lihai-nya. Maka pada saat itu pula, Wahsyi mengambil ancang-ancang dan melempar tombaknya dari belakang yang akhirnya mengenai pinggang bagian bawah Hamzah hingga tembus ke bagian muka di antara dua pahanya. Lalu Ia bangkit dan berusaha berjalan ke arah Wahsyi, tetapi tidak berdaya dan akhirnya roboh sebagai syahid.
Usai sudah peperangan, Rasulullah dan para sahabatnya bersama-sama memeriksa jasad dan tubuh para syuhada yang gugur. Sejenak beliau berhenti, menyaksikan dan membisu seraya air mata menetes di kedua belah pipinya. Tidak sedikitpun terlintas di benaknya bahwa moral bangsa arab telah merosot sedemikian rupa, hingga dengan teganya berbuat keji dan kejam terhadap jasad Hamzah. Dengan keji mereka telah merusak jasad dan merobek dada Sayyidina Hamzah dan mengambil hatinya.
Kemudian Rasulullah mendekati jasad Sayyidina Hamzah bin Abdul Muthalib, Singa Allah, Seraya berkata, ”Tak pernah aku menderita sebagaimana yang kurasakan saat ini. Dan tidak ada suasana apapun yang lebih menyakitkan diriku daripada suasana sekarang ini.”
Setelah itu Rasulullah dan kaum muslimin men-shalat-kan jenazah pamannya dan para syuhada lainnya satu per satu. Pertama Sayyidina Hamzah di-shalat-kan lalu di bawa lagi jasad seorang syahid untuk di-shalat-kan, sementara jasad Sayyidina Hamzah tetap dibiarkannya di situ. Lalu jenazah itu di angkat, sedangkan jenazah Sayyidina Hamzah tetap di tempat. Kemudian di bawa jenazah yang ketiga dan dibaringkannya di samping jenazah Sayyidina Hamzah. Lalu Rasulullah dan para sahabat lainnya men-shalat-kan mayat itu. Demikianlah Rasulullah men-shalat-kan para syuhada Uhud satu persatu, hingga jika di hitung Maka Rasulullah dan para sahabat telah men-shalat-kan Sayyidina Hamzah sebanyak tujuh puluh kali.


SUATU SAAT KITA AKAN MENINGGALKAN MEREKA JANGAN MAINKAN SEMUA PERAN

By : *Elly Risman*
(Senior Psikolog dan Konsultan, UI)
Kita tidak pernah tahu, anak kita akan terlempar ke bagian bumi yang mana nanti, maka izinkanlah dia belajar menyelesaikan masalahnya sendiri .
Jangan memainkan semua peran,
ya jadi ibu,
ya jadi koki,
ya jadi tukang cuci.
ya jadi ayah,
ya jadi supir,
ya jadi tukang ledeng,
Anda bukan anggota tim SAR!
Anak anda tidak dalam keadaan bahaya.
Tidak ada sinyal S.O.S!
Jangan selalu memaksa untuk membantu dan memperbaiki semuanya.
#Anak mengeluh karena mainan puzzlenya tidak bisa nyambung menjadi satu, "Sini...Ayah bantu!".
#Tutup botol minum sedikit susah dibuka, "Sini...Mama saja".
#Tali sepatu sulit diikat, "Sini...Ayah ikatkan".
#Kecipratan sedikit minyak
"Sudah sini, Mama aja yang masak".
Kapan anaknya bisa?
Kalau bala bantuan muncul tanpa adanya bencana,
Apa yang terjadi ketika bencana benar2 datang?
Berikan anak2 kesempatan untuk menemukan solusi mereka sendiri.
Kemampuan menangani stress,
Menyelesaikan masalah,
dan mencari solusi,
merupakan keterampilan/skill yang wajib dimiliki.
Dan skill ini harus dilatih untuk bisa terampil,
Skill ini tidak akan muncul begitu saja hanya dengan simsalabim!
Kemampuan menyelesaikan masalah dan bertahan dalam kesulitan tanpa menyerah bisa berdampak sampai puluhan tahun ke depan.
Bukan saja bisa membuat seseorang lulus sekolah tinggi,
tapi juga lulus melewati ujian badai pernikahan dan kehidupannya kelak.
Tampaknya sepele sekarang...
Secara apalah salahnya kita bantu anak?
Tapi jika anda segera bergegas menyelamatkannya dari segala kesulitan, dia akan menjadi ringkih dan mudah layu.
Sakit sedikit, mengeluh.
Berantem sedikit, minta cerai.
Masalah sedikit, jadi gila.
Jika anda menghabiskan banyak waktu, perhatian, dan uang untuk IQ nya, maka habiskan pula hal yang sama untuk AQ nya.
AQ?
Apa itu?
ADVERSITY QUOTIENT
Menurut Paul G. Stoltz,
AQ adalah kecerdasan menghadapi kesulitan atau hambatan dan kemampuan bertahan dalam berbagai kesulitan hidup dan tantangan yang dialami.
Bukankah kecerdasan ini lebih penting daripada IQ, untuk menghadapi masalah sehari-hari?
Perasaan mampu melewati ujian itu luar biasa nikmatnya.
Bisa menyelesaikan masalah, mulai dari hal yang sederhana sampai yang sulit, membuat diri semakin percaya bahwa meminta tolong hanya dilakukan ketika kita benar-benar tidak sanggup lagi.
So, izinkanlah anak anda melewati kesulitan hidup...
Tidak masalah anak mengalami sedikit luka,
sedikit menangis,
sedikit kecewa,
sedikit telat,
dan sedikit kehujanan.
Tahan lidah, tangan dan hati dari memberikan bantuan.
Ajari mereka menangani frustrasi.
Kalau anda selalu jadi ibu peri atau guardian angel,
Apa yang terjadi jika anda tidak bernafas lagi esok hari?
Bisa-bisa  anak anda ikut mati.
Sulit memang untuk tidak mengintervensi,
Ketika melihat anak sendiri susah, sakit dan sedih.
Apalagi menjadi orangtua, insting pertama adalah melindungi,
Jadi melatih AQ ini adalah ujian kita sendiri juga sebagai orangtua.
Tapi sadarilah,
hidup tidaklah mudah,
masalah akan selalu ada.
Dan mereka harus bisa bertahan.
Melewati hujan, badai, dan kesulitan,
yang kadang tidak bisa dihindari.
...Selamat berjuang untuk mencetak pribadi yg kokoh dan mandiri....

10 KEPRIBADIAN LUAR BIASA

1. TULUS
Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi.
2. RENDAH HATI
Hanya orang yang kuat batinnya yang bisa bersikap rendah hati. Orang yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain.
3. SETIA
Orang yang setia bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak berkhianat.
4. POSITIVE THINKING
Orang berpikiran positif selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun.
5. CERIA
Artinya bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh, dan selalu berusaha meraih kegembiraan.
6. TANGGUNG JAWAB
Ia akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau salah, berani mengakuinya dan tidak mencari kesalahan orang lain.
7. PECAYA DIRI
Mampu menerima dirinya sebagaimana adanya,
menghargai dirinya dan orang lain. Juga mudah menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.
8. BERJIWA BESAR
Ia tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika menghadapi masa-masa sukar dia tetap tegar!
9. EASY GOING
Maksudnya, tidak suka membesar-besarkan masalah kecil atau berusaha mengecilkan masalah besar. Dia tidak mau pusing dengan masalah yang berada di luar kontrolnya.
10. EMPATI
Orang yang berempati bukan saja pendengar yang baik tapi juga selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.

Jumat, 28 Juli 2017

"Rekam jejak retorika dan strategi dakwah
 Ustadz Abdul Somad Lc. MA"

Oleh : Riki Ardiansyah
(Mahasiswa Al Azhar, Kairo)

Salah seorang da'i yang kini menjadi buah bibir di tengah-tengah masyarakat adalah Ustadz Abdul Somad, seorang da'i muda kelahiran 1977 lulusan Al Azhar Kairo dan Darul Hadist Maroko. Bagaimana kiprah Ustadz yang sering di sapa "UAS" itu dalam dunia dakwah? Dan bagaimana penilaian umat kepada beliau ?
Sebagai muqoddimah, saya sendiri belum terlalu lama mengenal beliau, baru 2 tahun. Yaitu saat guru saya Ustadz Ahmad Khusyairy Lc di Tembilahan pada tahun 2015 memberikan beberapa arahan dan masukan, kemana saya akan melangkah setelah menjadi alumni Gontor. Saat itu pula beliau menyebutkan beberapa orang yang kiprahnya cukup membanggakan, salah satunya Ustadz Abdul Somad. Dengan berbagai macam prestasi dan prestise yang di capai. Artinya Ustadz Ahmad Khusyairy mendorong untuk bisa mengenyam pendidikan di Maroko atau Mesir agar dapat menjadi seperti sosok yang beliau ceritakan, yaitu Ustadz Abdul Somad. Dalam hati saya, betapa tawadhu' dan rendah hati sekali kedua guru saya ini.
Selama beberapa bulan, saya hanya bisa melihat Ustadz Abdul Somad di beberapa video yang ada di youtube. Dan mencoba mencari akun facebook nya. Dengan terkejut, ketika saya ingin menambahkan pertemanan di Facebook, beliau lebih dulu menambahkan pertemana di FB saya. Dari sini sudah tercium aroma ketawadhu'an beliau. Hanya itu media yang dapat menyambungkan saya dengan beliau. Akhirnya Allah pertemukan saya dengan Ustadz Abdul Somad pada Bulan Ramadhan 2016. Saya sisihkan beberapa hari waktu libur di Gontor untuk mengikuti dan menghadiri kajian-kajian beliau di Pekan Baru. Saat itulah muncul rasa bahagia, karna bisa bertatap muka langsung dengan singa vodium bumi Lancang Kuning itu.
Usai ceramah beliau, saya di ajak ke rumahnya, padahal waktu itu sudah menunjukkan pukul 12 lewat. Dengan rasa segan saya katakan "ustadz, ini sudah larut malam untuk antum istirahat. Ana pamit pulang dulu saja, besok kesini lagi". Spontan beliau menjawab, "Laa, anta tamsyi ma'ii" (jangan, habis ini kamu ikut saya). Dalam hati saya bertanya-tanya, "apakah bener yang di ceritakan bahwa beliau adalah Ulama yang tawadhu'?
Saat itu saya di dampingi oleh sahabat saya Ikhlas Apriandi . Sampai di dalam rumah, beliau pun sangat terbuka menerima kedatangan kami untuk silaturahim. Sekaligus berbincang bincang seputar pengalaman dan meminta nasehat. Ternyata benar beliau adalah sosok 'Alim yang tawadhu'. Tidak ada gengsi dalam diri beliau, padahal saya siapa dan beliau sudah dimana. Ternyata bukan saja Ilmunya yang tinggi, tapi akhlaknya pun luar biasa.
Begitu pula cerita yang di sampaikan beberapa jama'ah yang kebetulan wali santri yang anak nya belajar di Gontor. Ketika saya masih di berikan izin untuk mengabdikan diri mengajar di pondok. Saya bertemu wali santri yang juga berasal dari Riau, tepatnya Pekanbaru dan sekitarnya, yang sedang menjenguk anak nya di Gontor. Saat sharing tentang anak nya di pondok, beberapa wali santri yang sering hadir di Masjid Agung An-nur ini pun menceritakan tentang Ustadz Dr. Musthofa Umar Lc MA yang merupakan salah satu Putra terbaik Gontor dengan kiprahnya yang gemilang di Riau,  beliau adalah pakar Tafsir (sedang menulis Tafsir Al Ma'rifah dan Tafsir digital) ketua MUI Riau sekaligus Imam besar Masjid Agung An-nur, dan beliau juga yang menjadi pimpinan redaksi Tafaqquh yang menjadi lahan dakwah guru guru kita di Riau.
Kemudian di sambung dengan cerita tentang ketawadhu'an sosok Ustadz Abdul Somad. Dari cara beliau berbicara dengan jama'ah, cara beliau menyambut tamu, atau pun penilaian masyarakat mengenai penampilan beliau. Dan Setau saya, sejauh apapun jarak yang di tempuh beliau untuk ceramah. Beliau tidak mau di jemput oleh siapapun, selagi beliau mampu untuk berangkat sendiri. Terkadang masyarakat pun khawatir kalau beliau pergi sendiri, tapi Alhamdulillah di perjalanan selalu ada yang mendampingi beliau. Yaitu akhi Bismar, atau UstaDayat dan tim Redaksi Tafaqquh lainnya.
Baiklah, pembahasan pertama. Kita masuk pada retorika dakwah Ustadz Abdul Somad.
           Retorika di sini maksudnya adalah seni dalam berbicara. Tidak banyak orang yang memiliki kemampuan retorika dalam berbicara. Karna ada orang yang punya Ilmu, namun ketika diminta menyampaikan di depan umum tidak bisa. Ada juga yang hanya punya skil, tapi ilmu nya tidak ada. Ada juga yang tak punya skil, juga tak punya ilmu, jenis yang ketiga ini mungkin termasuk saya sendiri.
         Retorika dakwah beliau yang begitu memukau bagi siapa saja yang mendengarnya. Dengan penyesuaian tinggi rendah nya nada, bahasa tubuh yang sinkron dengan isi, di tambah beliau kaya dengan perbendaharaan kata, penjabaran yang luas, sumber atau referensi kitab yang begitu banyak, segudang pengalaman dan perjalanan hidup, serta kisah kisah menarik yang di tuangkan. Menjadikan setiap ceramah beliau dapat di kemas dengan renyah dan menarik. Kalau di dalam Ilmu Tarbiyah namanya "Murattab Manthiqiy" yaitu tersusun rapi, logis dan mudah di cerna. Beliau tidak akan pindah ke point selanjutnya, sebelum point pertama di bahas tuntas, sehingga pembahasan meruncing kepada tema, dan tidak melebar kemana mana. Ini lah yang sulit bagi para da'i kalau tidak menguasai materi dan permasalahan.
       Apalagi saat beliau menyampaikan khutbah Jum'at yang tidak pernah sama sekali menggunakan teks, saya yakin  beliau meniru guru-guru atau para Masyayikh Azhar yang juga tidak pernah menggunakan teks dalam khutbah.
Saya sendiri yang menjelajahi semua isi ceramah beliau yang ada di youtube. Saya membaca satu persatu gaya bahasa beliau. Bagi orang yang pertama kali mengintip ceramah UAS di youtube, biasanya langsung berkomentar bahwa ceramah beliau selain menambah tsaqofah (wawasan), ceramah beliau juga tidak membosankan. Karna terkadang kita akan terhibur dengan logat bawaan beliau yang khas melayu. Atau beliau membuat hadirin semua tertawa dengan guyonan-guyonan yang spontanitas. Bukan karna di buat buat. Artinya, beliau termasuk orang yang punya skil juga punya ilmu.
          Padahal beliau tidak pernah belajar public speaking, melainkan beliau belajar dari senior atau guru beliau Dr. Musthofa Umar Lc MA, dan Dr. Mawardi Muhammad Shaleh Lc MA. Belajar mengenai senam muka dan lain lain, juga pernah di minta untuk menjadi pembawa acara di TVRI. Hanya itu saja latihan beliau, pada hal orang orang yang pernah mondok di pesantren bertahun tahun belajar cara berorasi di vodium. Mestinya kita terpacu untuk lebih baik.
         Dengan pakaian beliau yang sederhana dan rapi, dengan baju koko dan peci berwarna hitam. Kita dapat membuktikan bahwa kualitas seseorang tidak di lihat dari penampilan. Namun UAS tetap menganjurkan untuk tetap memakai pakaian sunnah. Karna Allah itu Indah dan mencintai keindahan.
Selanjutnya, betul pepatah Arab yang mengatakan "Al Insaan Ibnu 'awaaidihi" (manusia adalah anak atau buah dari kebiasaan nya). Maksudnya ala bisa karna biasa, karna beliau sudah terbiasa di minta ceramah oleh masyarakat kemana-mana tanpa pilih-pilih. Maka semakin lama semakin di poles gaya ceramah beliau, sampai akhirnya viks dan itu menjadikan ceramah adalah sesuatu yang sangat menyenangkan bagi beliau.
        Demam panggung, sebenarnya itu bukan faktor karna tidak adanya skil. Mungkin karna kurang biasa, atau belum meluruskan niat. Kalau berdakwah karna Allah bukan karna ingin dilihat baik oleh manusia, tentunya akan menjadikan kita bebas dan leluasa saat menyampaikan dakwah. Karna hanya berharap penilaian dari Allah sehingga di mudahkan lisan, fikiran, dan hati kita oleh Allah. Saya melihat tamu yang hadir saat beliau tausiah, ada dari kalangan pejabat kapolda, bupati, walikota, gubernur, bahkan menteri. Ada juga dari kalangan tokoh umat, KH. Arifin Ilham, Ustadz Felix Siauw, Ustadz Solmed, dan lain sebagainya. Tapi beliau tidak sedikitpun terlihat kaku dan tetap lantang menyuarakan kebenaran.
         Terlepas dari pada itu, Mungkin terkadang beliau banyak menyinggung ormas atau seseorang mungkin, tanpa menggunakan perantara Uslub Balagiyyah atau ilustrasi yang tepat sehingga banyak pihak pihak yang tersinggung. Tapi itulah manusia, tempat salah dan lupa, maka sebaik baik orang yang berbuat salah itu adalah orang yang meminta maaf dan meminta ampun.
        Mengenai beliau dakwah tidak pilih-pilih maksudnya adalah, beliau tidak membedakan antara surau yang kecil dengan Masjid yang besar. Pernah suatu ketika pemerintah daerah mengundang beliau untuk ceramah, lalu pada jadwal yang di minta itu beliau sudah punya jadwal tausiyah di surau. Meskipun di minta untuk menggeser, tapi beliau tetap memilih untuk di surau, dan menolak untuk tawaran lain. Karna itulah bentuk pengabdian kepada umat. Meskipun ada tawaran di televisi, beliau tetap mengutamakan jadwal yang sudah di mintakan masyarakat. Karna kepercayaan masyarakat ini jauh lebih mahal. Semoga Allah perbanyak da'i seperti mu tuan guru.
         Mengenai strategi dakwah Ustadz Abdul Somad, menurut hemat saya selama ini, beliau memakai strategi yang sudah di ajarkan Al Azhar yaitu Manhaj Wasatiyyah. Maksud wasatiyyah di sini adalah "Laa syarqiyyah walaa Ghorbiyyah" (tidak ketimur-timuran tidak pula kebarat-baratan) artinya berada di tengah- tengah. Tidak "tasyaddud" (asal mengahramkan, menbid'ahkan, menkafirkan) sehingga umat merasa takut dan cemas, tidak pula "tasayyur" (mudah menghalalkan apa saja tanpa hujjah dan dalil yang jelas). Ingin lebih jelas lagi mengenai pembahasan ini bisa kita buka kitab إعلام الموقعين milik Imam Ibnu Al Qoyyim Al Jauzi, mengenai orang orang yang asal menentukan hukum halal dan haram dengan mudahnya.
       Wasatiyyah yang beliau pakai adalah untuk menyatukan dan merekatkan umat. Agar umat ini tidak saling menyalahkan dan meributkan perkara-perkara yang sebenarnya para Ulama sudah tuntas membahas nya. Ketika saya menghadiri majlis Istifta' Syeikh Ali Jum'ah Bulan yang lalu, di akhir pertemuan beliau berpsan,
خروج من الخلاف مستحب
"Keluar dari perbedaan adalah di anjurkan"
Sehingga,ketika ada berbagai macam bentuk perbedaan pendapat. Ambil pendapat dari para Ulama yang menurut kita arjah. Maka kita sudah keluar dari lingkaran perbedaan, dengan tanpa menyalahkan pendapat yang lain. Karna tidak mungkin ulama madzhab itu menentang sunnah.
Alangkah indahnya kalau kita lapang dada menerima perbedaan, dan menghindari perpecahan. Jangan hanya sibuk membidik sesama Muslim, jangan jadikan taring kita hanya tajam kepada Mu'min, tapi tumpul kepada yang kafir. Jangan sampai umat ini mau di giring untuk over toleran kepada yang tidak seakidah, dan intoleran kepada yang seakidah. Kapan umat ini bisa bersatu ?
Padahal yang mabuk dan judi masih banyak, kenapa yang Qunut di ributkan?  Padahal tentara zionis sudah menembak mati, dan mencabik cabik jati diri umat Islam. Lalu kita masih meributkan Maulid, menyesatkan tasawwuf, dan lain sebagainya. Padahal kalau saja kita mau mendengarkan pendapat orang lain yang juga memiliki hujjah serta dalil. Tidak mungkin kita akan menyudutkan yang tak sepemahaman dengan kita. Kalau kita menolak kebenaran ini, serta menyepelekan orang lain. Maka hati hati, bisa saja kita jatuh pada 2 ciri orang yang dimaksudkan Nabi sebagai orang yang sombong yang tidak akan masuk surga walaupun rasa sombong itu sebesar biji sawi. Yaitu , بطر الحق (menolak kebenaran), و غمط الناس (merendahkan orang lain). Wal 'iyaadzu billah.
Maka dalam kesempatan beliau belajar ke Mesir di musim panas ini, beliau menyempatkan menerima undangan Mahasiswa Al Azhar dari Indonesia untuk memberikan nasehat dan motivasi. Memenuhi undangan panitia Majlis Sholawat Sahah Indonesia, Darrasah Kairo.
Saya menangkap, bahwa beliau mengatakan "dakwah kita adalah Bayaan (menjelaskan) bukan "hujum" (menyerang), bukan tabdi' (menbid'ahkan), bukan takfiir (mengkafirkan)".
Dakwah yang mencerdaskan, bukan menyalahkan. Dakwah yang menyejukkan, bukan menyudutkan, dakwah yang membangun persaudaraan bukan yang menjatuhkan lawan, dakwah yang merangkul bukan memukul, dakwah yang mengajak bukan mengejek. Agar sama sama meraih predikat taqwa di sisi Allah. Seringkali beliau mengutarakan di penghujung ceramah beliau, "kalau ada sesuatu yang tidak sesuai, maka dialog dan diskusi itu lebih baik, bukan dengan hujat menghujat".
           Satu hal yang banyak orang lupa, semua yang beliau sampaikan dalam ceramah, tidak lain adalah mengutip pendapat-pendapat guru atau masyayikh beliau di Mesir dulu. Bukan pendapat sendiri, saya ulangi "Bukan pendapat sendiri". Karna beliau sendiri bukan Mujtahid. Jadi salah kalau anda yang nyinyir mentahdziir dan menyudutkan Ustadz Abdul Somad. Karna pendapat beliau adalah pendapat para Ulama yang sanad keilmuannya tidak di ragukan lagi.
          Tawassuth ini pun, bisa kita lihat dari tulisan-tulisan beliau. Dalam buku yang beliau tulis. Sempat beliau hadiahkan kepada saya "37 masalah populer".
Kita bisa menela'ah, bahwa beliau juga mengutip pendapat-pendapat Ulama-ulama mu'tabar dari kalangan Salafy. Seperti Syeikh Nashiruddin Al Bani, Syeikh Abdul Aziz Ibnu Baz, Syeikh Ibnu Utsaimin, bahkan Imam Ibnu Taimiyyah, Rahimahumullah. Karna beliau tidak memposisikan Ulama sebagai Malaikat yang tak punya salah, tidak pula Iblis yang selalu berbuat salah. Tapi beliau memposisikan Ulama seperti manusia yang "yukhti' wa yushiib" (kadang salah, kadang benar). Tidak ada Ulama' yang ma'shum. Selagi pendapat itu baik, maka di ambil. Kalau yang tidak sesuai, maka di tinggalkan. Artinya, kalau ada kuku yang panjang, gunting yang panjang itu, jangan potong tangannya. Sehingga kita tidak menjadi orang yang membesarkan satu kesalahan, tapi melupakan seribu kebaikan. Beliau tidak melarang siapa pun bahkan menganjurkan untuk terus belajar, bisa jadi kita ingin mengambil ilmu dari Ustadz Dr. Khalid Bassalamah, Dr. Syafiq Riza Bassalamah, Dr. Arifin Badri, dan lain lain. Selagi itu membahas masalah Fiqh Madzhab, hikmah kehidupan, nasehat untuk menghidupkan cahaya iman. Tapi biasa nya orang yg belajar kalau sudah masuk ke ranah aqidah, dia akan berhati hati. Salafy masih masuk ranah Ahlussunnah, Ustadz Abdul Somad tak pernah mengeluarkan Salafy dari Ahlussunnah. Seperti yang di lakukan kelompok sebelah,yang mengatakan Tauhid Asy'ariyyah sesat, bahkan mengeluarkan dari Ahlussunah. Tauhid Ibnu Taimiyyah adalah Ijtihad, Asy'ariyyah juga Ijtihad. Mengenai Ta'wiil dan Tafwidh adalah tradisi Salafussholih. Kalau mengaku pengikut salaf, mestinya tidak menentang pendapat Salaf.
        Strategi ini cukup tepat, karna yang banyak menyalahkan, menbid'ahkan, dan mentahdzir. Adalah kelompok yang menamakan dirinya salafy dan menganggap ulama mereka yang saya sebutkan tadi sebagi Ulama yang kokoh dengan sunnah. Lalu UAS pun mengutip pendapat ulama mu'tabar mereka, padahal jendral nya saja mensetujui, kenapa yang kopral nya menentang.
Lalu ada yang nyinyir "alah, ustadz somad itu asal comot comot fatwa". Terkadang saya tertawa melihat komentar yang begini, mereka sendiri banyak mengutip pendapat Imam Ibnu Hajar Al 'Astqolany, Imam Jalaluddin As-suyuthi. Tapi pendapat Imam Ibnu Hajar dan Imam Suyuthi tentang Maulid tidak bid'ah mereka tinggalkan. Aneh kan? 
Meskipun hujatan, tahdzir, fitnah yang datang silih berganti kepada Ustadz Abdul Somad. Sepatah kata pun tak pernah keluar dari bibir beliau untuk menyuruh para jama'ah untuk ikut mentahdzir. Tidak pernah!
Meskipun kalau mau di lakukan itu bisa. Tapi apakah demikian yang di ajarkan oleh Rasulullah?
Apakah begitu akhlak Salafussholih. Bahkan kalau ingin menegur dan mengkritisi itu Imam Syafi'i mengajarkan untuk menasehatinya di belakang, bukan di depan umum. Allah saja senantiasa menutupi kesalahan dan aib hambanya dengan Rahmat dan Kasih sayangnya. Lalu ada manusia yang baru lahir mengoyak ngoyak harga diri orang lain dengan su'ul adab. Apalagi kepada Ulama. Sudah belajar Ta'liimul Muta'allim saudaraku?
Dan itupun hanya berani mengkritisi masalah jenggot, Isbal, Maulid. Tapi kenapa tidak berani mengkritisi kutipan beliau mengenai amalan khsusus Abu Hurairah, Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Ibnu Taimiyyah, dan lain lain baik dari kalangan salaf mau pun khalaf?
Apa tidak berani? Atau memang memang menutupi dalil?
Atau masih bertahan dengan slogan "apa yang tidak pernah di lakukan nabi adalah Bid'ah".
Berani kah mengatakan Imam Ibnu Taimiyyah Ahli bid'ah? Tidak mungkin Ulama sekelas beliau tidak mengerti sunnah, dan tak paham bid'ah. Jadi apa yang maksud sunnah dan bid'ah itu?
Ta'riif atau pengertian bid'ah itu sendiri bermacam-macam. Kemarin di halaqoh Syeikh Musthofa Ala Naimah beliau adalah pengasuh Ruwaq Azhar di Iskandariyyah. Beliau memberikan penjelasan mengenai hadist Rasulullah. Dalam kitab Arba'in Annawawy Syarh Ibnu Daqiq. Bahwa maksud hadist :
من أحدث فى أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد
Beliau melemparkan pertanyaan, apakah dalam hadist ini di sebutkan فيه atau منه ?
Kalau lah yang sebutkan, فيه maka maksud nya perkara yang tidak ada di zaman Nabi. Tapi yang di sebutkan di situ adalah منه , yaitu perkara yang tidak ada Sumber dari agama (AlQuran dan Al Hadist). Karna dhomir "ه" kembali pada agama.
Sehingga, yang di maksud bid'ah adalah yang tidak ada Sumber dari agama. Bukan yang tidak pernah di contohkan Nabi.
Kita kembali kepada yang saya tegaskan bahwa, beliau menyampaikan dakwah bukan pendapat sendiri. Melainkan mengutip pendapat para Ulama. Lalu kenapa beliau yang menjadi sasaran fitnah dan caci maki oleh kelompok yang menamakan dirinya salafy?
Saya tidak menuduh, tapi saya khawatirkan. Ada sifat ghil atau hasad dalam hati mereka, sehingga berupaya untuk melakukan pembunuhan karakter terhadap UAS yang kini ceramah nya menjadi pilihan Umat Islam Indonesia yang mayoritas Aqidah nya Asy'ariyyah. Tapi umat ini cerdas, umat ini pandai menilai, umat pandai memilih.
Yang saya lihat di lapangan, pengikut salafy mayoritas adalah anak anak muda yang baru belajar, atau baru hijrah, yang tentunya semangat nya masih menggebu gebu. Dan semangat menbid'ahkan pun menggebu gebu. Hanya bermodalkan menonton video dan membaca tulisan ustadz sunnah, mereka berani ikut ikutan mentahdzir. Akhlak mana yang mereka ikuti? 
Hati hati hasad yang akan membakar dan menggerogoti amalan amalan kita, dan akan menjadikan kita termasuk orang yang muflish ( bangkrut) di akhirat nanti, karna pahala kita sudah kita setorkan dan kita transfer kepada orang yang kita fitnah dan caci maki.
Strategi dakwah wasatiyyah beliau selanjutnya adalah, beliau tidak pernah menggiring untuk fanatik terhadap satu madzhab. Al Azhar sendiri merangkul semua madzhab, karna Madzhab Hanafi dan Maliki lebih dulu memasuki Mesir. Sehigga tidak adil kalau Azhar hanya berdiri dengan satu madzhab. Begitu keterangan dari Dr. Ahmad Ikhwani Lc MA yang juga merupakan sahabat beliau, saat saya dan kawan kawan berbincang mengenai manhaj Al Azhar.
Sehingga ketika UAS menerangkan suatu perkara yang ada berbagai macam pendapat, beliau sebutkan semuanya. Tanpa menyuruh "ikut hanbali saja" , atau "ikut syafi'i saja" meskipun madzhab yang ada Indonesia mayoritas menggunakan Syafi'iyyah. Guna untuk menjelaskan kepada Umat, bahwa semuanya benar karna ijtihadnya berpatokan kepada Al Quran dan Al Hadist. Dan khidmah serta pelestarian madzhab oleh murid dari masing masing Imam madzhab sangat terjaga.
Adapun mengenai tuduhan bahwa beliau adalah HTI, itu tidak benar. Beliau ingin merangkul semuanya, dan akan mengatakan benar kalau ada kebenaran di dalamnya. Waktu acara Hizbuttahrir beliau di undang untuk datang, dalam moment tersebut bukan beliau saja yang di undang, ada juga dari PERTI, dan ormas lainnya. Namun orang yang tidak bertanggung jawab, mengupload video beliau saja, sehingga menjadi acuan bahwa beliau adalah bagian dari HTI. Padahal beliau secara struktur keorganisasian bukan HTI, beliau hanya menyampaikan ada dalil tentang khilafah, tapi tidak menyeberangi pancasila sehingga merongrong kebhinekaan seperti yang di tuduhkan kaum liberal. Beliau sendiri sering menjelaskan dari mana Sumber pancasila dan bagaimana penafsirannya. Justru beliau Cinta dengan tanah air.
Bukan saja HTI, beliau juga mengisi ceramah di Masjid Muhammadiyah selama 2 tahun, apa beliau Muhammadiyah?
Beliau merangkul Jama'ah tabligh, dan menjelaskan dari mana Sumber nya sehingga muncul jama'ah Tabligh.
Beliau sampaikan sisi positif dan kebenaran nya. Apa beliau jama'ah tabligh?
Beliau menjadi bagian dari Bahtsul Matsaa'il Nahdhotul Ulama. Bukan berarti beliau menyudutkan yang lain. Maka tawassuth itu tetap beliau bawa.
Bahkan beliau memiliki sahabat baik dari kalangan salafy, seperti Ustadz Abdullah Shalih Hadrami, Ustadz Omar Mita. Lalu beliau menegaskan tidak semua Salafy itu Mutasyaddid. Ada juga yang Lunak, toleran. Dan lain lain..
Dan beliau mendatang kan pendapat Syeikh Athiyyah Saqar Rahimahullah dalam Majmu' Fatawa Al Azhar. Bahwa Salafy kalau masih bisa di ajak diskusi dan tidak gampang manyalahkan, maka itu baik. Karna mereka membahas dan memberantas Tahayyul dan bid'ah khurafat. Kalau di Indonesia seperti aliran-aliran kebathinan.
Oleh karna itu, strategi dakwah Tuan Guru Abdul Somad adalah merekatkan Umat. Dan menjelaskan kembali apa yang sudah di ijtihadkan para Ulama, dan mereview ulang apa yang di ajarkan Ulama kita di Indonesia dulu, yang datang membawa ajaran Islam dan sampai sekarang masih utuh.
Pesan KH. Hasyim Muzadi Rahimahullah, bahwa Ulama dahulu datang ke Indonesia mengislamkan yang kafir, dan itu tanpa perang. Apa kita tega mengkafirkan yang sudah Islam.
Begitu lah, rekam jejak retorika dan strategi dakwah Ustadz Abdul somad. Banyak Ilmu yang saya download dari beliau, mulai dari nasehat dan petuah nya yang luar biasa. Juga dari ketawadhu'an beliau, sampai sekarang Mahasiswa Al Azhar berbondong bondong untuk berfoto dengan beliau, beliau dengan senang hati menerima permintaan itu bahkan sampai larut malam. Begitulah cara untuk memuliakan Ilmu dan Ulama. Saya tidak tau, apakah ihtirom murid beliau di UIN Suska Riau juga demikian?
Sampai akhirnya, saat pertama kali berjumpa. Saya meminta agar di anggap sebagai murid beliau.
Saya baru sadar ketika kiyai saya pimpinan Gontor. KH. Hasan Abdullah Sahal berpesan saat melepas kami ke Mesir. Bahwa tingkatan penuntut ilmu itu ada 3,
Pertama adalah, تكبر "Takabbara" (sombong).
Setelah belajar Ilmu merasa sudah bnyak memiliki ilmu.
Fase yang kedua, تواضع "Tawaadho'a" (rendah hati). Setelah banyak ilmu yang di miliki, ternyata masih banyak yang belum di kuasai, maka muncul rasa rendah hati.
Yang terakhir yaitu,
علم أن لا علم له
"Alima An Laa 'Ilma lahu"
(Merasa dia tidak punya ilmu)
Setelah melihat ada yang lebih tinggi ilmunya, maka kita merasa diri ini tak ada ilmu sama sekali. Semoga kita semua tergolong yang ketiga.
Saat duduk di hadapan beliau, saya hanya bisa mendengarkan. Tidak berani untuk mengeluarkan kata kata yang mengarah kepada menggurui. Karna kewajiban seorang murid adalah mendengarkan, memperhatikan dan berakhlak yang baik kepada sang guru. Pesan sayyidina Ali Radhiyallahu 'anhu.
من علمني حرفا صرت له عبدا
"Siapa yang mengajarkan ku satu huruf, aku bersedia menjadi pelayan nya"
Begitulah seharusnya sikap dan bakti kita kepada orang yang telah mengajarkan kita Ilmu.
Semakin hari, umat semakin mencintai beliau. Saya melihat dari komentar-komentar di lapangan yang ada di FP dan di youtube. Atau dalam dunia nyata. Doa-doa yang selalu di lantunkan oleh jama'ah itulah yang membuat beliau di berikan Allah kekuatan lahir dan bathin. Semoga kita di pertemukan di Surga bersama orang orang yang Sholih.
Pesan saya kepada teman teman agar meminimalisir pertanyaan kepada beliau yang berbau sensitif atau berpotensi menimbulkan respon negatif dari orang yang tidak senang dengan beliau. Bertanyalah pertanyaan yang dapat menambah keimanan dan semangat dalam beribadah. Dan bagi yang suka mengupload video beliau di sosial media agar jangan sampai memberikan judul video yang aneh hanya untuk kepentingan pribadi dan na'udzubillah akan bertambah fitnah yang Di tujukan kepada beliau.
Adapun harapan kepada Tuan guru, agar tetap sabar menghadapi pertanyaan-pertanyaan dari jama'ah yang mungkin itu sudah berkali kali di ulang. Sehingga terkadang timbul rasa geram, dan beliau menaikkan nada berbicara. Mungkin saja jama'ah yang bertanya itu baru kali itu datang ke majlis beliau. Dan mungkin datang dari tempat yang sangat jauh terpencil, sehingga untuk menyelami samudera keilmuan yang ada di youtube dia tidak bisa, di karenakan tidak ada sinyal. Atau mungkin karna sudah tua renta sehingga pertanyaan sebelumnya belum bisa di tangkap langsung, dan butuh pengulangan. Semoga tuan guru tetap di beri kesabaran.
Beliau tidak pernah berdakwah untuk di kenal manusia, karna saya masih ingat postingan beliau mengenai nasehat Syeikh Musthofa Ala Naimah. Bahwa "engkau di jadikan Allah  Masyhur adalah untuk mengenalkan Allah, bukan untuk mengenalkan dirimu" (akun FB pribadi beliau sebelum beliau hapus)
Adapun ketika banyak orang mengagumi, memuliakan, mencintai beliau, itu karna karunia dan janji Allah yang akan mengangkat derajat orang yang berilmu.
Foto di bawah adalah saat saya dan teman teman mendampingi beliau menemui Syeikh Ali Jum'ah, usai menghadiri majlis istifta' beliau. Tampak dari kamera , mata Ustadz Abdul Somad berkaca kaca, mungkin karna rasa haru dan bahagia yang bercampur dapat kembali duduk belajar di hadapan para Ulama Azhar, dan beliau hampir menangis saat Syeikh Ali Jum'ah membahas tentang Al Quds (Al Aqsha) dan fitnah kepada syeikh Ali Jum'ah saat keberadaan beliau di Al Quds.
Tentunya menjadi Batu loncatan dan motivasi bagi kita semua pada umumnya, dan mahasiswa Al Azhar pada khusunya. Bahwa beliau saja masih haus akan ilmu, jauh jauh pergi ke Mesir hanya ingin duduk bersama Ulama untuk belajar. Bagaimana dengan kita, yang bekalnya belum seberapa untuk terjun ke masyarakat. Bahkan ada yang bermukim di Mesir , tapi enggan berkunjung kepada para ulama untuk belajar.
Kami sangat mencintaimu gurunda Ustadz Abdul Somad.
Orang yang membencimu hanya segelintir. Kami ingat pesanmu bhwa, "ingat selalu firman Allah"
ألا إن أولياء الله لا خوف عليهم ولا هم يحزنون.
Ketahuilah bahwa Orang orang yang menolong agama Allah tidak ada rasa takut dalam hati mereka, dan mereka tidak bersedih hati.
Kami tidak berada di belakang mu gurunda, tapi kami ada di barisan terdepan menyuarakan yang haq. Semoga Allah senantiasa memberkahimu kesehatan lahir dan bathin. Amin

                                              RENUNGAN
MAAF, AKU SIBUK

        Maaf ya bi, ummi pulang telat sampe terlewat sholat berjamaah
Maaf ya nak, bunda sibuk banget hari ini, sampai tidak dapat menemanimu belajar mengaji
Afwan ukhty, ana sibuk kerja, jadi belum bisa kholas
Sahabat,,,
         Pernahkah kalian berfikir, bagaimana keadaan saudara2 kita di Palestina? Dalam gentingnya peperangan yang terjadi, mereka masih sempat menghafal Al-Qur'an.
         Pernahkah pula kalian berfikir, sesibuk apa kehidupan Rasulullah?? Beliau adalah seorang Nabi. Beliau juga seorang panglima perang. Beliau adalah penjaga 2 kota suci. Beliau juga seorang pemimpin ummat. Apakah kalian juga memiliki kesibukan yang lebih daripada yang Rasulullah emban?
        Jika kalian merasa tidak mampu bertilawah 1 juz sehari, cobalah bertilawah setengah juz. Jika masih tidak mampu, cobalah bertilawah 1 lembar Al Qur'an. Jika masih tidak mampu, cobalah bertilawah 1 halaman. Jika masih tidak mampu, cobalah bertilawah 1 ayat. Dan jika masih tidak mampu, cobalah berfikir, dosa apa yang kita perbuat, hingga kita tak mampu membaca ayat suci.
Adzka Rizan

UNTUK PARA PELAJAR
JANGAN MEMOTONG SEJARAH ULAMA

Dahulu, ada tokoh pendidikan internasional, namanya Dr. Sudjatmoko
(Rektor Universitas PBB)._
Beliau pernah berkata, pada zaman akhir ini, alternatif pendidikan terbaik adalah
pondok pesantren, dengan catatan: memakai manageman modern.
Secara metode mengaji tetap memakai salafiyah, namun dalam hal tata-kelola menggunakan manageman *modern*.
Santri pondok pesantren itu ampuh.
Di tanah Jawa ini, yang paling ditakuti penjajah Belanda adalah santri dan tarekat.
Ada seorang santri yang juga penganut tarekat,  namanya Abdul Hamid.
Ia lahir di Dusun Tegalrejo, Kecamatan Tegalrejo, Yogyakarta.
Mondok pertama kali di Tegalsari, Jetis, Ponorogo kepada KH Hasan Besari.
Abdul Hamid  ngaji kitab kuning  kepada Kyai Taftazani Kertosuro.
Ngaji Tafsir Jalalain  kepada  KH Baidlowi  Bagelen yang dikebumikan di Glodegan, Bantul, Jogjakarta.
Terakhir Abdul Hamid ngaji  ilmu hikmah kepada  KH Nur Muhammad Ngadiwongso, Salaman, Magelang.
Abdul Hamid sangat berani dalam berperang melawan penjajah Belanda selama lima tahun, 1825-1830.
Abdul Hamid wafat dan dikebumikan di Makassar, dekat Pantai Losari.
Abdul Hamid  adalah Putra  Sultan Hamengkubuwono ke-III  dari istri Pacitan, Jawa Timur.
 Abdul Hamid  patungnya memakai jubah dipasang di Alun-alun kota Magelang.
Menjadi nama di Kodam Jawa Tengah.
Terkenal dengan nama: Pangeran Diponegoro.
Belanda resah menghadapi perang Diponegoro
Dalam kurun lima tahun itu, uang kas Hindia Belanda habis, bahkan punya banyak hutang luar negeri.
Nama aslinya Abdul Hamid.
Nama populernya Diponegoro.
Adapun nama lengkapnya adalah Kyai Haji Bendoro Raden Mas Abdul Hamid Ontowiryo Mustahar Herucokro Senopati Ing Alogo Sayyidin Pranotogomo Amirul Mu’minin Khalifatullah Tanah Jawi Pangeran Diponegoro Pahlawan Goa Selarong.
Tidak hanya Diponegoro, anak bangsa yang didik para ulama menjadi tokoh bangsa.
Diantaranya, di Yogjakarta ada seorang ulama bernama Romo K Sulaiman Zainudin  di Kalasan Prambanan.
Punya santri banyak, salah satunya bernama Suwardi Suryaningrat.
Suwardi Suryaningrat ini kemudian oleh pemerintah diangkat menjadi Bapak Pendidikan Nasional_ yang terkenal dengan nama *Ki Hajar Dewantara.*
Jadi, Ki Hajar Dewantara itu santri, ngaji, murid seorang ulama besar.
Sayangnya, sejarah Ki Hajar mengaji _al-Quran_ tidak pernah diterangkan di sekolah-sekolah, yang diterangkan hanya  Ing Ngarso Sun Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.
Itu sudah baik, namun belum komplit.
Belum utuh.
Maka nantinya, untuk rekan-rekan guru, mohon diterangkan bahwa  Ki Hajar Dewantara  selain punya ajaran Tut Wuri Handayani, juga punya ajaran al-Quran al-Karim.
Perlu diketahui bahwa ketika Indonesia merdeka, ada  sayyid  warga Kauman Semarang  yang mengajak bangsa kita untuk bersyukur.
Sang  Sayyid tersebut menyusun lagu syukur.
Dalam pelajaran Sekolah Dasar disebutkan H Muthahar.
H Mutahar Itu bukan Haji Muthahar , namun Habib Husein Muthahar, yang menciptakan lagu syukur.
Beliau adalah Pak Dhenya Habib Umar Mutohar SH Semarang.
Jadi, yang menciptakan lagu syukur yang kita semua hafal adalah seorang *sayyid* cucu baginda Nabi.
Mari kita nyanyikan bersama-sama.
*Dari yakinku teguh*
*Hati ikhlasku penuh*
*Akan karuniamu*
*Tanah air pusaka*
*Indonesia merdeka*
*Syukur aku sembahkan*
*Kehadiratmu tuhan*

Itu yang menyusun cucu nabi, *Sayyid Husein Muthahar,* warga kauman Semarang.
Akhirnya oleh pemerintah waktu itu diangkat menjadi _Dirjen Pemuda dan Olahraga.

Terakhir oleh pemerintah dipercaya menjadi Duta Besar di Vatikan, negara yang berpenduduk  Katholik.
Di  Vatikan, *Habib Husein* tidak larut dengan kondisi, malah justeru membangun masjid.   Hebat !!!
Lebih hebatnya lagi, *Habib Husein Muthahar* menyusun lagu yang hampir se-Indonesia hafal semua.
Suatu ketika *Habib Husein Muthahar* sedang duduk, lalu mendengar adzan shalat dzuhur.
Sampai pada kalimat _*hayya alas shalâh*_, terngiang suara adzan.
Sampai sehabis shalat berjamaah, masih juga terngiang.
Akhirnya hatinya terdorong untuk membuat lagu yang cengkoknya mirip adzan, ada *“S” nya, “A” nya, “H” nya.*
Kemudian pena berjalan, tertulislah:
_*17 Agustus tahun 45*_
_*Itulah hari kemerdekaan kita*_
_*Hari merdeka nusa dan bangsa*_
_*Hari lahirnya bangsa Indonesia*_
_*Merdeka*_
_*Sekali merdeka tetap merdeka*_
_*Selama hayat masih dikandung badan*_
_*Kita tetap setia tetap setia*_
_*Mempertahankan indonesia*_
_*Kita tetap setia tetap setia*_
_*Membela negara kita*_
Maka peran para ulama, kyai dan para _sayyid_ tidak sedikit dalam pembinaan patriotisme bangsa.
Malahan, *Bung Karno,* ketika mau membaca teks proklamasi di Pegangsaan Timur Jakarta, minta didampingi putra ulama atau kyai.
Tampillah seorang dari kampung Batu Ampar, *Maya Kumbung,* Sumatera Barat.
Siapa beliau?
*H. Mohammad Hatta.*
Beliau putra ulama.
*Bung Hatta* adalah putra _Ustadz Kyai Haji Jamil,_ Guru  Thariqah Naqsyabandiyyah  Kholidiyyah
Akhirnya, Bung Hatta  menjadi wakil presiden pertama.
Sayang, sejarah Bung Hatta* adalah putra ulama dan putra penganut *tarekat* tidak pernah dijelaskan di sekolah, yang diterangkan hanya *Bapak Koperasi*.
Mulai sekarang, mari kita terangkan sejarah dengan utuh._
Jangan sekali-kali memotong sejarah._
Jika anda memotong sejarah, suatu saat, sejarah anda akan dipotong oleh Allah SWT._ 
Semoga bermanfaat .