Tentang
Mengapa Kita Perlu Berzikir "La ilaha illa-llah"..
Mungkin di
antara kita ada yg bertanya, mengapa kita, yg sdh Islam ini, masih juga perlu
berzikir "la ilaha illa-llah," padahal kita kan sdh ber-syahadat...
Ngapain kita perlu repot-repot lagi?
Salah satu
jawabannya, disediakan oleh al-Qur'an, surat yg dikirimkan Tuhan kepada Kanjeng
Nabi, bernomor 45/al-Jatsiyah, ayat 23. Di ayat ini, diterangkan bahwa ada
orang yg menjadikan hawa (nafsunya) sebagai Tuhannya. Dengan demikian,
perilakunya diperintah atau dituntun oleh hawa (nafsunya) tersebut.
Betul, bahwa
kita sdh ber-syahadat, tapi kalo hanya sesekali saja, itu masih kalah jauh
dengan hawa (nafsu) yg mengepung dari segala penjuru, belum lagi ditambah
pasukan syaitan yg mengalir bersama darah kita (majra-ddam). Oleh karenanya,
selain dengan mempersempit dan melokalisir pasukan syaitan dengan puasa
kemarin, kita juga dianjurkan utk memperbanyak zikir "la ilaha
illa-llah" yg fungsinya, salah satunya, adalah mengikis dan me-replace
hawa (nafsu) yg ada dalam diri kita.
Ketika kita
mendeklarasikan "la ilaha illa-llah", sedikit demi sedikit hawa
(nafsu) yg awalnya menjadi Tuhan dalam diri kita, tergantikan oleh Tuhan yg
benar-benar Tuhan, yaitu Allah.
Ketika diri
kita sdh dipenuhi dengan Tuhan yg benar-benar Tuhan, maka aspek kemanusiaan
(nasut) akan tergantikan oleh aspek ketuhanan (lahut), sehingga menurut
informasi Kanjeng Nabi, seperti diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Tuhan menjadi
"Telinga" yg dia pakai untuk mendengar (kuntu sam'ahu), menjadi
"Mata" yg dia pakai untuk melihat (wa basharahu). Pada titik ini, tdk
mengherankan jika ada orang yg pendengaran dan penglihatannya jauh melampaui
kemampuan manusia pada umumnya, seperti yg aku singgung di tadarus
"tentang pengetahuan" dan "tentang USG".
Pada saat
seperti itu, "penutup" telinga, hati, dan matanya telah dibuka (wa
kasyafna 'anka ghitha'aka), sehingga dia melihat, mendengar, dan mengamati
dengan Cahaya Tuhan (bi-nuri-llah). Itulah sebabnya, kita diajari doa:
Allahumma-j'al
fi qalbi nuran, wa fi bashari nuran, wa fi sam'i nuran...
#Smoga suatu
hari nanti, aku dan temen-temenku akan sampai kepada level itu, sehingga
memiliki keimanan yg penuh (imanan kamila)...Amin. [
Tidak ada komentar:
Posting Komentar