KISAH UNIK SEORANG
PENGAJAR Al-QURAN
(Diposting
Mahrani di KFTQ Umum)
Kisah ini
disampaikan oleh salah seorang pengajar al-Quran al-Karim di salah satu masjid
di Makkah al Mukarramah. Ia berkata: “Telah datang kepadaku seorang anak kecil
berusia tidak lebih dari sepuluh tahun yang ingin mendaftarkan diri dalam
halaqah. Maka aku bertanya kepadanya: ‘Apakah engkau hafal sebagian dari al
Quran?’
Ia berkata:
‘Ya.’ Aku bertanya kepadanya: ‘Bacakan dari juz 'amma!’ Maka kemudian ia
membacanya. Aku bertanya lagi: ‘Apakah kamu hafal surat tabaarak (al Mulk)?’ Ia
menjawab: ‘Ya.’ Aku pun takjub dengan hafalannya dalam usia yang masih dini.”
Aku bertanya
kepadanya tentang surat an Nahl. Ternyata ia hafal juga, maka semakin bertambah
kekagumanku atasnya.
Kemudian aku
ingin mengujinya dengan surat-surat yang panjang, aku bertanya: “Apakah engkau
hafal surat al-Baqarah?” Ia menjawab: “Ya.” Dan ia membaca surat itu tanpa
salah sedikit pun. Kemudian aku berkata: “Wahai anakku apakah engkau hafal al
Quran?” Ia menjawab: “Ya.”
Subhanallah,
dan apa yang Allah kehendaki pasti akan terjadi! Aku memintanya untuk datang
esok hari bersama dengan orang tuanya, sedangkan aku sungguh benar-benar
takjub. Bagaimana mungkin bapaknya melakukan hal tersebut?!
Suatu kejutan
besar ketika bapak anak tersebut hadir. Aku melihat penampilannya tidak
menunjukkan orang yang komitmen kepada as-sunnah. Segera ia berkata kepadaku:
“Saya tahu Anda heran kalau saya adalah ayahnya, tapi saya akan menghilangkan
rasa keheranan Anda. Sesungguhnya di belakang anak ini ada seorang wanita yang
setara dengan seribu laki-laki. Aku beritahukan kepada Anda, bahwa aku di rumah
memiliki tiga anak yang semuanya hafal al-Quran.
Dan anakku
yang paling kecil, gadis berusia 4 tahun, sudah hafal juz 'Amma.”
Aku kaget dan
bertanya: “Bagaimana bisa seperti itu?!”
Ia mengatakan
bahwa *ibu mereka ketika mereka mulai bisa berbicara pada usia bayi, maka ia
memulainya dengan menghafalkan al Quran* dan memotivasi mereka untuk itu.
Siapa yang
hafal pertama kali, maka dialah yang berhak memilih menu untuk makan malam hari
itu. Siapa yang melakukan muraja'ah (setor hafalan) pertama kali, dialah yang
berhak memilih kemana kami akan pergi mengisi liburan mingguan. Dan siapa yang
mengkhatamkan pertama kali, maka dialah yang berhak menentukan kemana kami
harus mengisi liburan.
Seperti
inilah, istriku menciptakan suasana kompetisi (persaingan) dalam menghafal dan
melakukan muraja'ah.
Ketika
merenungkan dan memikirkan kisah yang penuh pelajaran ini, kami mendapati bahwa
seorang *wanita shalihah yang senantiasa memperhatikan kebaikan rumah
tangganya,* maka dialah wanita yang Nabi telah berwasiat pada kaum laki-laki
untuk memilihnya sebagai pasangan hidup. Meninggalkan orientasi harta,
kecantikan dan kedudukan.
Maka benarlah
ketika Rasulullah bersabda: “ *Seorang wanita dinikahi karena empat hal, karena
hartanya, kedudukannya, kecantikannya dan agamanya.* Maka dapatkan *wanita yang
memiliki agama (niscaya kamu beruntung)* jika tidak maka kamu akan merugi
(hina).”
(HR Bukhari)
(HR Bukhari)
Nabi bersabda:
“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah.”
(HR Muslim)
“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah.”
(HR Muslim)
Selamat
atasnya (ibu anak tersebut) yang telah menjamin masa depan anak-anaknya dengan
menjadikan al Quran sebagai pemberi syafaat kepada mereka kelak di hari kiamat.
Maka
bayangkanlah sekarang datangnya hari-hari itu, ketika ibu itu berdiri di padang
mahsyar. Ia akan melihat anak-anaknya terus naik dan naik di hadapannya, dan
tiba-tiba mereka berada di tempat yang paling tinggi. Kemudian dibawakan
kepadanya mahkota al waqaar (kemuliaan) yang diletakkan di atas kepalanya.
Apa yang akan
dilakukan anak-anak kita jika dikatakan kepada mereka: “Bacalah!”
Maka kemanakah
(hafalan) mereka akan sampai?
Apakah akan
diletakkan di atas kepala kita sebuah mahkota?
Rasulullah bersabda : “Setiap dari kalian adalah pemimpin, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang pemimpin atas manusia adalah pemimpin dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka. Seorang laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka. Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan anaknya dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka. Dan seorang budak adalah pemimpin atas harta tuannya dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atasnya. Ketahuilah bahwa setiap dari kalian adalah pemimpin dan setiap dari kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.”
(HR Bukhari)
Rasulullah bersabda : “Setiap dari kalian adalah pemimpin, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang pemimpin atas manusia adalah pemimpin dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka. Seorang laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka. Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan anaknya dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka. Dan seorang budak adalah pemimpin atas harta tuannya dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atasnya. Ketahuilah bahwa setiap dari kalian adalah pemimpin dan setiap dari kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.”
(HR Bukhari)
Tidaklah Allah
mengaruniakan kepada kita keturunan agar kita memperbanyak orang-orang yang
bermaksiat kepada-Nya. Akan tetapi agar mereka bersyukur dan ingat. Apakah anak
kita termasuk dari kalangan mereka?
Wahai setiap
ibu, wahai saudariku semua!
Mulailah
dengan mendidik dan memperbaiki anak-anak kalian. Jadikanlah huruf dan
ayat-ayat al-Quran sebagai pemberat timbangan amal kalian dan saksi bagi kalian
pada hari perhitungan. Hari dimana al-Quran akan memberikan *syafaat kepada
pembacanya pada hari kiamat.* Hari dimana para penghafal al-Quran menempati
tempat yang tinggi. Dan akan bersama mereka (orang tua mereka) menempati tempat
yang tinggi.
Tentunya
risalah ini juga untuk para bapak.
Bayangkan
wahai para bapak, jika Anda menjadikan anak Anda hafal al-Quran. *Setiap kali
ia membaca satu huruf, Anda akan mendapatkan pahala setiap huruf yang ia baca
dari al-Quran dalam hidupnya*. Maka jadilah Anda dengan menjaga anak Anda untuk
menghafalnya dengan pertolongan dari Allah Ta'ala.
Saya memohon
kepada Allah agar menjaga putra putri kita, dan menjadikan mereka orang-orang
yang memberi hidayah dan mendapatkan hidayah.
Penulis :
*Syaikh Mamduh Farhan Al Buhairi*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar