InspirasI

Jumat, 30 Juni 2017

KISAH JENAZAH YANG DISHOLAWATI 70 RIBU MALAIKAT

       Kisah ini diriwayatkan oleh Anas bin Malik r.a. : Pada suatu pagi Rasulullah SAW bersama dengan sahabatnya Anas bin Malik r.a. melihat suatu keanehan. Bagaimana tidak, matahari terlihat begitu redup dan kurang bercahaya seperti biasanya.
Tak lama kemudian Rasulullah SAW dihampiri oleh Malaikat Jibril.
Lalu Rasulullah SAW bertanya kepada Malaikat Jibril : "Wahai Jibril, kenapa Matahari pagi ini terbit dalam keadaan redup? Padahal tidak mendung?"
"Ya Rasulullah, Matahari ini nampak redup karena terlalu banyak sayap para malaikat yang menghalanginya." jawab Malaikat Jibril.
Rasulullah SAW bertanya lagi : "Wahai Jibril, berapa jumlah Malaikat yang menghalangi matahari saat ini?"
"Ya Rasulullah, 70 ribu Malaikat." jawab Malaikat Jibril.
Rasulullah SAW bertanya lagi : "Apa gerangan yang menjadikan Malaikat menutupi Matahari?"
Kemudian Malaikat Jibril menjawab : "Ketahuilah wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah SWT telah mengutus 70 ribu Malaikat agar membacakan shalawat kepada salah satu umatmu."
"Siapakah dia, wahai Jibril?" tanya Rasulullah SAW.
"Dialah Muawiyah...!!!" jawab Malaikat Jibril.
Rasulullah SAW bertanya lagi : "Apa yang telah dilakukan oleh Muawiyah sehingga saat ia meninggal mendapatkan kemuliaan yang sangat luar biasa ini?"
Malaikat Jibril menjawab : "Ketahuilah wahai Rasulullah, sesungguhnya Muawiyah itu semasa hidupnya banyak membaca Surat Al-Ikhlas di waktu malam, siang, pagi, waktu duduk, waktu berjalan, waktu berdiri, bahkan dalam setiap keadaan selalu membaca Surat Al-Ikhlas."
Malaikat Jibril melanjutkan penuturannya : "Dari itulah Allah SWT mengutus sebanyak 70 ribu malaikat untuk membacakan shalawat kepada umatmu yang bernama Muawiyah tersebut."
SubhanAllah ..
Walhamdulillah ..
Wala ilaha illallah ..
Wallahu akbar.
Rasulullah SAW bersabda : ''Apakah seorang di antara kalian tidak mampu untuk membaca sepertiga Al-Qur'an dalam semalam?" Mereka menjawab, "Bagaimana mungkin kami bisa membaca sepertigai Al-Qur'an?" Lalu Nabi SAW bersabda, "Qul huwallahu ahad itu sebanding dengan sepertiga Al-Qur'an.'' (H.R. Muslim no. 1922)


Memahami TitipanNya ,Karunia Dari Surga
Oleh : Raidah Athirah
***
“Anak-anak harus tahu bahwa ia adalah sebuah keajaiban, karena sejak awal dunia diciptakan, hingga dunia berakhir, tidak akan ada satupun seorang anak yang menyerupainya.” -Pablo Casals
Ketika takbir berkumandang di Masjid Warsawa ,saya tengah memegang erat tangannya menyusuri trotoar di  sepanjang Blue City di ibukota negeri ini .Abu Aisha kupersilahkan duduk tenang di dalam Masjid mengucap kalimat takbir ,tahmid dan tahlil di hari kemenangan diantara kumpulan Muslim yang datang hari itu.
Hari raya tahun ini adalah hari raya special karena pada akhirnya kami menemukan terang dari titik juang selama musim ke musim terhadap kondisi putri kami yang tak kami ketahui.
Orang mengira bahwa kami orang tua luar biasa.Sama sekali tidak ! Putri kami adalah keajaiban  luar biasa.Ia membawa kami melangkah untuk memahami cinta yang luar biasa yang tidak bisa diucapkan dengan kata-kata.
Hari raya pada tahun-tahun  lalu kami lalui dengan kecemasan.Kami dilanda khawatir manakala perilaku putri kami di luar kontrol.Bila marahnya tak bisa dikendalikan,ia tak segan memukul dirinya sendiri .Sebuah tindakan yang kami tak mengerti.Ada rasa bersalah  dan kebingungan kala  ia tak merasa tertarik bermain dengan anak-anak yang lain.Sekalipun terlihat di luar ia bermain bersama ,beberapa menit kemudian ia akan memisahkan diri.
Energinya seakan tak berkurang,ia meloncat  beberapa menit kemudian  suara tawa cekikan terdengar riuh darinya .Ia seperti tak tahu kapan harus berhenti sekalipun tubuhnya sudah sangat dilanda kelelahan.
Malam -malam berlalu penuh  perjuangan.Sebagaimana orang tua lainnya ,kami berikhtiar agar ia sudah terlelap pada pukul delapan malam.Lampu sudah dimatikan.Ia sudah kami suapi dua jam lalu supaya tidak terbangun di tengah malam . Kenyataannya,jarum jam sudah bertengger di angka satu malam ia masih sibuk berjalan ke dapur .Menit berlalu ia kembali melangkah  ke ruangan mengatur mainan puzzle yang belum selesai.Terkadang,ia meletakkan mainan dalam rumpun warna yang sama.
Itu adalah sebagian kecil hari -hari yang kami lalui sebagai rutinitas .Di titik lelah, kami berdoa Allah ,Tuhan Yang Maha Rahman membimbing dan menunjukkan kami jalan sabar dan cahaya berupa ilmu untuk lebih mamahami dunia dimana putri kami tinggal.
Dunia yang berbeda dari anak-anak pada umumnya.Dunia yang memiliki jalannya sendiri.Dunia yang dipenuhi jiwa-jiwa ketulusan.Kami menyaksikan bagaimana putri kami menjauh kala ibu mertua kami sedang dihinggapi rasa marah.Di hari yang lain kami mengunjungi ibu mertua dan menyaksikan bagaimana ia merespon dengan mengecup pipi beliau.Sebuah respon yang berbeda dari sebelumnya.
Ia senang memandang air .Warna api juga merupakan hal yang sangat menarik baginya.Ia bisa meloncat  kegirangan bila menyaksikan warna api menyala-nyala.Sifatnya lembut dan pemalu tapi kalau merasa terganggu ia menjadi marah dan agressif.Terkadang ia memeluk anak-anak lain yang ia temui di taman.Hanya anak-anak.
Ia bisa membaca rasa.Bila bertemu dengan orang dewasa,ia membaca bagaimana mimik wajah mereka. Beberapa saat kemudian  tangan kanan ia ulurkan sebagai tanda salaman.Sebaliknya bila ia tak suka,pergelangan tanganku akan ditarik untuk menjauh .
Ia senang mendengar lantunan ayat suci Alquran.Diakhir surah Alfatih yang selalu  kami bacakan kepadanya ,bibir mungilnya selalu  menyebut kata " Amin " . Bismillah  terdengar hanya berupa " Millah" .Dan nama Allah terdengar jelas.
****
Putriku,
Namanya Aisha Pisarzewska terlahir di ibukota Warsawa pada musim manakala daun-daun berguguran ke  tanah.Musim yang mengajarkan kepada kami bahwa anak yang kami lahirkan sesungguhnya hanya titipan.
Ia tunas yang dipercayakan kepada kami untuk dijaga,dirawat dan disayang.Kelak bila waktu tiba ,ia akan bersemi atas izin Tuhan sebagaimana warna yang ia pilih.
Orang menganggap anak seperti putri kami adalah Ujian.Tidak ! Ini sungguh sebuah pandangan  keliru dari orang-orang di luar sana.Kami justru bersyukur di tengah segala kelemahan dan kurangnya pengetahuan, kami berjalan ,melangkah dan kemudian memahami bahwa putri kami adalah karunia dari surga.
Ia adalah karunia yang tak berhak kami gugat dengan pertanyaan mengeluh  mengapa titipan yang dikaruniakan ini seperti ini.
Mengapa warnanya bukan seperti warna yang kami suka.Mengapa dan mengapa kami belum bisa mengerti bahwa titipan yang Allah ,Tuhan Yang Maha Rahim karuniakan melahirkan beragam kebaikan di kemudian hari.
Kami pernah berpikir bahwa kamilah yang melindunginya padahal justru putri kami menjadi rahmat bagi kami dalam beragam interaksi sosial dengan manusia .Ia menjadi berkah bagi kami mendapatkan kemudahan-kemudahan fasilitas dari pemerintah.
Ia adalah jawaban dari doa-doa kami di masa lalu .Doa agar keturunan kami dilindungi dari segala hal yang haram .Ia tak makan kecuali makanan yang kami masak atau buah-buahan yang ia tahu.Hal yang meragukan ia tinggalkan.Ia mencium makanan,memperhatikan setiap detailnya,memandang mimik wajah kami dan kemudian menaruh sebagian dipermukaan lidah,bila meyakinkan ia meneruskan menyantap bila tidak ia meletakkan kembali diatas piring tanpa kata-kata.
Pernah di apartment mertua ia disuguhkan sepotong kue lezat nan menggoda dengan warna merah muda yang menawan.Ia bahkan tidak mencicipi.Saat ibu mertua memaksa memasukkan sepotong kecil di mulutnya ia menjadi marah dan kemudian mengambil tangan  dan menyuruh beliau berdiri di dapur .Kami semua tertawa tapi pada akhirnya kami bersyukur  karena kue enak itu berisi gelatin babi yang tertera jelas di tulisan kertas pembungkusnya.
Cinta yang ia tunjukkan memang tak biasa ,tanpa kata-kata tapi ia memiliki jiwa yang kaya empati.Kami tak pernah khawatir membawanya berbelanja karena ia tak akan menangis merengek atau berguling-guling minta dibelikan mainan seperti anak yang lain.Tantangan terbesar bagi kami adalah menjadi pribadi yang tenang ketika tiba-tiba ia berteriak di tengah kerumunan antrian tanpa sebab yang kami ketahui.
***
Putriku,
Ia adalah keajaiban dari harapan-harapan yang kami panjatkan ke langit.Ada momen dimana saya mengingat pembelaannya  saat terjadi kesalahpahaman  antara saya dan Abu Aisha ( suami ).Tak ada kata-kata yang keluar dari  mulutku.Tapi kesedihan ini kentara.Ia tiba-tiba-tiba datang menghampiri ,memberikan pelukan dan menepuk bahuku layaknya seorang dewasa.Tak berapa lama kemudian ia melangkah menuju ayahnya yang sedang duduk di sofa .Ia menarik tangan dan membawanya ke ruangan kecil tempat kami menyimpan sepeda dan stroller .Tak lupa ia menutup pintu ,membiarkan suamiku berdiri keheranan disana.
Ia kembali kepada saya dengan cinta .Tiba-tiba ia mengucap kata yang terdengar jelas
" Mama....Oke ? "
" Alhamdulillah Mama oke ,kochana ".
Saat itu ia baru berumur 3 tahun .Masha Allah ini sebuah keajaiban.Bagaimana tidak ? Saat ia berumur 2 tahun entah apa yang terjadi ,ia terbangun seperti bayi kecil.Kemampuan bicaranya mengalami regresi ( penurunan ) padahal pada umur 10 bulan ia sudah bisa mengucapkan nama-nama hewan dalam bahasa Polandia  dan bahasa Indonesia .Panggilan Tata kepada Abu Aisha terdengar jelas .Kata Mama sering sekali ia ucapkan.
Bukan saja kemampuan bicara yang menurun,ia bahkan tak menoleh  walaupun namanya dipanggil berkali-kali.Ia seperti berada dalam dunia yang lain.Indra pendengarnya seakan tak berfungsi.Hampir setiap hari kami mengajaknya bermain ke taman bahkan harus melatihnya berjalan lagi seperti bayi umur satu tahun.Dan saat itu kami masih berada dalam gelapnya musim dingin dengan ujian -ujian hidup yang lain.
Kami yakin bahwa di setiap kesulitan Allah Ta'ala menjanjikan lebih banyak kemudahan .Ini hanya soal waktu dan kesabaran.Bukankah janji Allah itu nyata ? Kenyataan hari ini tentang perkembangan putri kami menjawab semua jalan panjang yang membingungkan dari petualangan kami menyusun puzzle keajaiban bernama Autisme.
This is extreme love that we found on her journey . We believe that she is miracle that God has given to us to be grateful ,full of joy and happiness .We are learning to aware,accept and respect through all her adventure, teaching us to be more valuable to understand the extreme love she has  shown.Mama i Tata bardzo kochaja, kochana
Polandia,29 Juni 2017
Menulis adalah merangkai kepeningan perjalanan yang terserak
Proud to be Autism Parents
We aware, accept and respect

Kamis, 29 Juni 2017

BERITA KEHILANGAN

Telah hilang saudara-saudara kami dari rumah Allah (masjid). Terakhir terlihat saat shalat Idul Fitri 1 Syawal 1438 H.
Bagi yang melihat dan berjumpa mereka pada waktu sholat, mohon ajak mereka kembali ke rumah Allah (masjid) untuk kembali shalat berjamaah.
Dan bagi Anda Saudaraku yang merasa meninggalkan rumah Allah (masjid) mohon kiranya segera kembali sholat berjamaah bersama kami pada Shubuh, Dzhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya.
Kami sungguh merindukan kalian, segeralah kembali....Semoga.


PILIH SUAMI SALIH

Saya sering merasa geli dan tersenyum-senyum sendiri saat Mamah Dedeh, muballighah favorit saya, menjawab dengan lugas dan tegas setiap pertanyaan ibu-ibu majlis taklim yang hadir dalam acara live di televisi.
Mamah, suami saya orangnya sangat temperamental. Dia sangat galak dan pemarah. Saya sering dipukul dan dimarahi. Hampir setiap hari ada pukulan dan kemarahan.
Itu contoh curhat seorang ibu rumah tangga di forum bersama Mamah. “Ibu salah memilih suami. Makanya pilih suami yang bener.....”, demikian Mamah mengawali jawaban.
Jawaban yang sangat lugas, tepat dan tegas. Memberikan pelajaran dan peringatan kepada setiap perempuan lajang, agar tidak salah dalam memilih calon suami.
Pilihlah calon suami yang salih, yang akan mencintai, memuliakan, menjaga dan membimbing anda hingga ke surga.
Hanya lelaki salih yang akan bisa memuliakan dan menghormati perempuan, tidak akan menyakiti, mentelantarkan atau menyia-nyiakan istrinya.
Kadang penampilan seorang laki-laki sedemikian menarik dan tampak terhormat, akan tetapi kepribadiannya tidak bisa ditebak hanya oleh penampilan fisik semata-mata.
Ketertipuan oleh casing atau penampilan memang sangat mungkin terjadi oleh karena sikap keberpura-puraan, atau asesoris dan atribut yang melekat pada diri seseorang.
Atribut yang melekat pada diri seseorang, bahwa dia direktur, bahwa dia pejabat, bahwa dia pemimpin perusahaan besar, telah menimbulkan persepsi awal bahwa ia layak dipercaya.
Padahal atribut seperti itu tidak bisa dengan sendirinya menjadi jaminan kebaikan seseorang.
Casing bisa saja direkayasa, atribut dan asesoris itu bisa saja imitasi. Apalagi di zaman cyber sekarang ini. Sangat mudah melakukan rekayasa image dan citra.
Maka jangan terjebak dalam hal-hal yang bercorak fisik atau materi semata-mata, karena memilih calon suami akan berdampak sangat panjang dalam kehidupan anda, baik dunia maupun akhirat.
Pertimbangkan masak-masak, pikirkan dengan jernih, lakukan upaya spiritual dengan istikharah, upayakan meminta nasihat dan pertimbangan dari orang-orang yang terpercaya agar tepat dan selamat dalam menentukan calon suami.
Banyak perempuan terpedaya oleh sesuatu yang masuk melalui perasaan dan hatinya, bukan oleh sesuatu yang masuk melalui penglihatan matanya.
Misalnya laki-laki yang pandai merayu, memberikan perhatian secara serius, menampakkan pengertian dan sikap care, menunjukkan kebaikan dalam perilaku, akan lebih menggoda bagi kaum perempuan.
Mengingat ketertipuan sangat mungkin terjadi, hendaknya para perempuan jomblo menjadikan pertimbangan kebaikan agama sebagai landasan utama pemilihan suami.
Adalah sah bagi prempuan untuk memilih calon suami yang kaya, tampan, memiliki status sosial yang bagus, berpangkat, berpendidikan tinggi, dari keluarga yang baik, macho, atletis, dan ribuan sifat lainnya, tetapi landasan kebaikan agama tetap harus dinomorsatukan.
Dengan kebaikan agama, menjadikan ia lelaki shalih yang akan memuliakan dan membimbing istrinya ke surga dunia maupun surga akhirat.
Suatu ketika ada seorang laki-laki menghadap Hasan bin Ali, sembari bertanya, “Ya Hasan, puteriku akan dipinang, kepada siapakah aku harus menikahkannya?
Hasan bin Ali menjawab, “Nikahkan puterimu dengan orang yang bertakwa. Sebab bia ia mencintainya pasti akan menghormati dan memuliakannya, dan bila ia tidak mencintainya pasti tidak akan menzhalimi puterimu” Inilah landasan memilih suami bagi para perempuan lajang.
Jangan sampai salah pilih, jangan sampai terjebak casing, jangan tertipu penampilan semu.
Pilih dengan hati, dengan pikiran yang bening, dengan istikharah, dengan musyawarah kepada orang-orang yang dipercaya kebaikannya.


MISKIN ILMU,  JAGO NGAMBEK

Dalam kitabnya, I’laam al-Muwaqqi’in (3/13), Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah (751 H) menceritakan kisah gurunya, yaitu Imam Ibnu Taimiyah (728 H) ketika beliau dan para pengikutnya melihat segerombolan pasukan Mongol yang bermabukan minum khamr.
Melihat kejadian itu, para pengikut sang Imam geram dan marah sekali. Dan sebagai bentuk amru bil-ma’ruf wa nahyu ‘anil-munkar, salah satu pengikutnya bergegas untuk memberikan peringatan kepada pasukan Mongol itu. Tapi anehnya ia malah ditahan oleh Imam Ibnu Taimiyah sendiri, dan beliau melarangnya mencegah mereka meminum khamr.
Melihat apa yang dilakukan oleh Imam Ibnu Taimiyah, para pengikutnya heran dan kebingungan, kenapa sang Imam membiarkan mereka meminum khamr tanpa mencegahnya? Kenapa juga sang Imam mencegah salah satu pengikutnya yang ingin mencegah kemunkaran tersebut?
Akhirnya para pengikutnya paham, yang awalnya geram dan marah, sejenak mulai menunduk tanda mengerti bahwa sang Imam sedang mengajarkan fiqih dakwah kepada mereka. Sang Imam sedang mempraktekkan bagaimana caranya berdakwah ketika melihat ada kemungkaran terjadi di depan mata.
Mencegah Kemunkaran Dengan Tidak Menimbulkan Kemunkaran Baru
Mereka akhirnya mengerti bahwa sang Imam bukan sedang membiarkan kemunkaran terjadi, justru sang Imam sedang menjaga agar kemunkaran yang lebih besar tidak terjadi. Sang Imam sangat visioner, melihat ke depan akan dampak yang mungkin terjadi.
Pasukan Mongol itu dibiarkan oleh sang Imam meminum khamr, karena keadaan mabuk mereka lebih baik daripada keadaan sadar mereka. Kalau mereka mabuk, tak ada yang bisa mereka lakukan kecuali bersandar menikmati hilangnya akal mereka. Akan tetapi ketika mereka sadar, mereka justru jauh lebih ganas; mereka bisa membunuh, menawan anak-anak dan keluarga serta merampas harta mereka juga. Ada kemunkaran yang jauh lebih besar terjadi.
Sang Imam mengajarkan fiqih dakwah yang baik kepada pengikut. Ketika mencegah sebuah kemunkaran, syarat mutlak adalah bahwa cara yang ditempuh itu tidak menimbulkan kemungkaran baru. Kalau mencegah kemungkaran akan tetapi malah menimbulkan kemungkaran yang baru, lalu apa gunanya?
Justru amar mk’ruf nahi mungkar itu gunanya untuk mencegah kemungkaran tidak terjadi. Kalau mencegah kemungkaran tapi menimbulkan kemungkaran baru, tujuan dakwah tidak terlaksana.
Ini cerdasnya sang Imam, beliau mengisyaratkan bahwa yang namanya dakwah, syarat utamanya adalah ilmu. Mengerti ilmu syariah-nya, menguasai medan dakwahnya, dan paham siapa yang didakwahi.

SYARAT DAKWAH= ILMU!
Ini juga yang beliau tulis dalam kitabnya al-Istiqamah (2/233), bahwa syarat mutlak bagi mereka yang ingin ber-amar ma’ruf nahyi mungkar yaitu ILMU. Untuk maju ke medan dakwah, bukan hanya semangat yang dibutuhkan, tapi juga ilmu yang cukup, agar dakwahnya tidak asal sruduk dan tidak grasak-grusuk.
Begitu juga, makin banyak seorang pendakwah pengetahunnya tentang syariah dan perbedaan fiqih serta pandangan-pandangan ulama dan madzhab dengan dalil-dalilnya, ia akan jauh lebih wise dalam dakwahnya. Ia tidak akan langsung memvonis salah atau sesat ketika melihat ada yang berbeda, karena ia tahu bahwa dalam satu masalah, bukan hanya ada satu pandangan, tapi ada juga pandangan lain dari ulama.

MISKIN ILMU, BANYAK NGAMBEKNYA.
Dan sebaliknya, orang yang sedikit ilmunya, pasti banyak ingkarnya. Maksudnya ia justru sering marah dan mengingkari apa yang dilakukan oleh saudaranya itu hanya karena mereka melakukan ritual yang ia tidak lakukan. Bahkan tidak jarang –dengan beraninya- mereka memvonis orang lain sesat, salah serta keliru. Padahal masalahnya adalah masalah yang masih dalam perdebatan ulama.
Akhirnya, karena hanya punya ilmu satu-satunya dari guru yang satu dan tak mau menimba serta memikul ilmu dari yang guru yang berbeda, tertanam dalam diri bahwa kebenaran hanya pada dirinya. Jadilah ia pendakwa yang sering marah dan susah bergaul.
Hari-harinya hanya diisi oleh kemarahan dan menyalahkan orang lain. Persis anak kecil yang sedang ngambek. Dari kata ambek / ambek-an yang dalam bahasa Indonesia artinya suka marah.
Anak kecil yang sedang ngambek, tidak ada yang ia lakukan kecuali menyalahkan semua orang yang tidak ikut sejalan dengan dia. Orang tua, kakak, dan adiknya semua dipaksa ikut dengannya karena sedang ngambek. Ngambek-nya tidak akan selesai kecuali semua mengikuti aturannya, pokoknya yang benar itu hanya ia seorang. Begitulah kelakukan anak kecil yang sedang ngambek.
Pendakwah yang kerjaannya hanya marah dan menyalahkan, tidak ada bedanya antara dirinya dengan anak kecil yang suka ngambek.
Menyakini bahwa shalat subuh itu pakai qunut, ketika melihat ada yang tidak qunut, ia marah lalu ngambek. Tidak jauh beda dengan yang meyakini tidak ada qunut, melihat ada yang qunut akhirnya ngambek malah bikin masjid baru yang tidak ada qunut-nya.
Yang ia tahu bahwa puasa 6 hari syawal itu sunnah, tapi ketika mendengar ada yang mengatakan itu makruh, ia langsung marah dan mengatakan itu salah, ngambek. Padahal pendapat puasa 6 hari syawal itu pandangan madzhab al-Malikiyah dan al-Hanafiyah.
Sudah paten tertancap dalam jiwanya, bahwa yang namanya shalat jum’at itu mulainya setelah masuk waktu zuhur. Ketika melihat ada yang adzan jumat sebelum masuk waktu zuhur, ia ngambek dan marah sejadi-jadinya serta mengumpat yang berbeda. Padahal dalam madzhab al-Hanabilah tidak disyaratkan shalat jumat harus di waktu zuhur, boleh sebelumnya.
Tahunya bahwa celana itu harus di atas mata kaki. Pas melihat ada ustadz yang celananya di bawah mata kaki, ia bilang ngambek tidak mau lagi mendengar materi dari ustadz tersebut. Padahal seandainya ia mau belajar, perkaranya masih dalam perdebatan. Bahkan pendapat 4 madzhab secara resmi tidak ada yang mewajibka harus di atas mata kaki.
Yang diyakini bahwa muslim itu harus berjenggot. Ketika melihat ada imam shalat/ustadz yang tidak berjenggot atau terlihat mencukur jenggot, dengan mudah ia menyalahkan dan akhirnya ngambek, tidak mau shalat di belakang imam yang mencukur jenggotnya. Padahal kalau mau belajar, ia akan mengerti perkara jenggotnya sendiri.
Seandainya mereka tahu lebih banyak tentang perbedaan pandangan, tentang madzhab fiqih, tenang hukum syariah, pastinya tidak akan jadi orang yang ngambekan. Seandainya ...
Jadi, agar dakwahnya tepat dan diterima, syarat mutlak –seperti yang dijelaskan oleh Imam Ibnu Taimiyah- adalah Ilmu yang cukup. Makin banyak ilmu, makin banyak tahu, makin banyak tahu, makin sadar bahwa dirinya serasa makin bodoh. Merasa diri bodoh, tentu tidak mudah menuduh. Membuka cakrawala syariah serta tidak stag hanya pada satu pandangan.
Wallahu a’lam

PERJALANAN TERBERAT ADALAH KE MASJID 
RENUNGAN .....

Wahai anakku ...
Perjalanan terjauh dan terberat adalah perjalanan ke MASJID.
Betapa banyak orang yg kaya raya tapi tidak sanggup untuk mengerjakannya. Jangankan sehari lima waktu, seminggu sekali pun terlupa. Tidak jarang pula seumur hidup, tidak pernah singgah ke sana.
Orang pintar dan pandai pun sering tidak mampu melakukannya. Walaupun mereka mampu mencari ilmu hingga ke universitasdi Eropa, Australia ataupun Amerika.
Mampu melangkahkan kaki ke Jepang,Cina dan Korea dgn semangat yg membara, namun ke Masjid, tetap saja perjalanan yg tidak mampu mereka tempuh, walaupun telah bergelar Profesor, Dr. Filsafat
Pemuda yg kuat dan bertubuh sehat yg mampu menakluki puncak Gunung Guntur Agung, Himaleya juga Everest pun sering mengeluh ketika diajak pergi ke Masjid.
Alasan mereka pun beragam. Ada yang berkata sebentar lagi, ada yang berkata takut dikata alim.
Maka berbahagialah dirimu wahai anakku. Bila dari kecil engkau telah terbiasa melangkahkan kaki ke masjid.
Karena Bagi kami, sejauh manapun engkau melangkahkan kaki, tidak ada perjalanan yang paling kami banggakan selain daripada perjalananmu ke Masjid.
Biar ku beritahu rahasianya kepadamu. Sejatinya perjalananmu ke Masjid adalah perjalanan utk menemui Rabbmu. Itulah perjalanan yg diajarkan oleh nabi serta perjalanan yg akan membedakanmu dengan orang-orang yg lupa akan Rabnya.
Maka lakukanlah walaupun engkau harus merangkak dalam gelap Subuh, demi mengenal Rabbmu. 
itu juga menjadi pembeda antara Muslim Munafik dan Muslim tidak Munafik (itu ada di 2 Shalat yaitu Isya` dan Subuh berjamaah di Masjid).
Semoga kita bisa..
amin ya robbal alaminnn.

MEMAAFKAN

Bila saat ini hidup kita tidak bahagia bisa jadi kita masih menyimpan dendam dan kebencian
Menyimpan dendam & kebencian berarti kita sedang meminum racun namun berharap orang lain yang celaka
Dendam dan kebencian yang dipendam tidak akan mampu menyakiti orang lain, namun yang tersakiti hanyalah diri sendiri
Karena tiada penyakit yang lebih kritis kecuali penyakit hati
Tiada obat dari sakit hati kecuali dengan tidak membalas sakit hati, melainkan  memaafkan yang pernah menyakiti
Memaafkan berarti kita terlepas dari segala beban emosi negatif yang selama ini menjangkiti
Ketika hati menjadi bersih dan bening, kebahagiaan hadir tanpa beban, tanpa syarat.

Selasa, 27 Juni 2017

HALAL BUAT KAMI, HARAM BUAT TUAN

Cerita dari : Ulama Abu Abdurrahman Abdullah Bin Al-Mubarak Al Hanzhali Al Marwazi
Ulama terkenal di Makkah.
Suatu ketika, setelah selesai menjalani salah satu ritual haji, ia beristirahat dan tertidur.
Dalam tidurnya ia bermimpi melihat dua malaikat yg turun dari langit. Ia mendengar percakapan mereka :
“Berapa banyak yg datang tahun ini?”
tanya malaikat kepada malaikat lainnya.
“Tujuh ratus ribu,” jawab malaikat lainnya.
“Berapa banyak mereka yg ibadah hajinya diterima?”
“Tidak satupun”
Percakapan ini membuat Abdullah gemetar.
“Apa..?” 
ia menangis dalam mimpinya. 
“Semua orang-orang ini telah datang dari belahan bumi yg jauh, dengan kesulitan yg besar dan keletihan di sepanjang perjalanan, berkelana menyusuri padang pasir yang luas, dan semua usaha mereka menjadi sia-sia?”
Sambil gemetar, ia melanjutkan mendengar cerita kedua malaikat itu.
"Namun ada seseorang, yg meskipun tidak datang menunaikan ibadah haji, tetapi ibadah hajinya diterima dan seluruh dosanya telah diampuni. Berkat dia seluruh haji mereka diterima oleh Allah.”
“Kok bisa”
“ Itu Kehendak Allah"
“Siapa orang tersebut?”
“ Sa’id bin Muhafah tukang sol sepatu di kota Damsyiq Damaskus"
Mendengar ucapan itu, ulama itu langsung terbangun, Sepulang haji, ia tidak langsung pulang kerumah, tapi langsung menuju kota Damaskus, Siria.
Sampai disana ia langsung mencari tukang sol sepatu yang disebut Malaikat dalam mimpinya. Hampir semua tukang sol sepatu ditanya, apa memang ada tukang sol sepatu yg namanya Sa’id bin Muhafah.
“Ada, di tepi kota”
Jawab salah seorang sol sepatu sambil menunjukkan arahnya.
Sesampai disana ulama itu menemukan tukang sepatu yg berpakaian lusuh,
“Benarkah anda bernama Sa’id bin Muhafah?” tanya Ulama itu
“Betul, siapa tuan?”
“Aku Abdullah bin Mubarak”
Said pun terharu, "bapak adalah ulama terkenal, ada apa mendatangi saya?”
Sejenak Ulama itu kebingungan, dari mana ia memulai pertanyaanya, akhirnya ia pun menceritakan perihal mimpinya.
“Saya ingin tahu, adakah sesuatu yang telah anda perbuat, sehingga anda berhak mendapatkan pahala haji mabrur?”
“Wah saya sendiri tidak tahu!”
“Coba ceritakan bagaimana kehidupan anda selama ini.
Maka Sa’id bin Muhafah bercerita.
“Setiap tahun, setiap musim haji, aku selalu mendengar :
*Labbaika Allahumma labbaika. Labbaika la syarika laka labbaika. Innal hamda wanni’mata laka wal mulka. laa syarika laka*
*Ya Allah, aku datang karena panggilanMu* 
*Tiada sekutu bagiMu*
*Segala ni’mat dan puji adalah kepunyaanMu dan kekuasaanMu.  Tiada sekutu bagiMu*
Setiap kali aku mendengar itu, aku selalu menangis
Ya allah aku rindu Mekah. 
Ya Allah aku rindu melihat kabah. 
Ijinkan aku datang…..
Ijinkan aku datang ya Allah..
Oleh karena itu, sejak puluhan tahun yang lalu setiap hari saya menyisihkan uang dari hasil kerja saya, sebagai tukang sol sepatu.
Sedikit demi sedikit saya kumpulkan. Akhirnya pada tahun ini, saya punya 350 dirham, cukup untuk saya berhaji.
“Saya sudah siap berhaji”
“Tapi anda batal berangkat haji”
“Benar”
“Apa yang terjadi?”
“Istri saya hamil, dan sering ngidam. 
Waktu saya hendak berangkat saat itu dia ngidam berat”
“Suami ku, engkau mencium bau masakan yang nikmat ini?
“ya sayang”
“Cobalah kau cari, siapa yang masak sehingga baunya nikmat begini. 
Mintalah sedikit untukku”
"Ustadz, sayapun mencari sumber bau masakan itu. 
Ternyata berasal dari gubuk yang hampir runtuh. Disitu ada seorang janda dan enam anaknya.
Saya bilang padanya bahwa istri saya ingin masakan yang ia masak, meskipun sedikit.
Janda itu diam saja memandang saya, sehingga saya mengulangi perkataan saya.
Akhirnya dengan perlahan ia mengatakan :
“tidak boleh tuan”
“Dijual berapapun akan saya beli”
“Makanan itu tidak dijual, tuan” katanya sambil berlinang mata.
Akhirnya saya tanya kenapa?
Sambil menangis, janda itu berkata “  *daging ini halal untuk kami dan haram untuk tuan*  ” katanya.
Dalam hati saya: 
Bagaimana ada makanan yang halal untuk dia, tetapi haram untuk saya, padahal kita sama-sama muslim?
Karena itu saya mendesaknya lagi “Kenapa?”
“Sudah beberapa hari ini kami tidak makan. Dirumah tidak ada makanan. Hari ini kami melihat keledai mati, lalu kami ambil sebagian dagingnya untuk dimasak.
“Bagi kami daging ini adalah halal, karena andai kami tak memakannya kami akan mati kelaparan. Namun bagi Tuan, daging ini haram".
Mendengar ucapan tersebut spontan saya menangis, lalu saya pulang.
Saya ceritakan kejadian itu pada istriku, diapun menangis, kami akhirnya memasak makanan dan mendatangi rumah janda itu.
“Ini masakan untuk mu”
Uang peruntukan Haji sebesar 350 dirham pun saya berikan pada mereka.
”Pakailah uang ini untuk mu sekeluarga.
Gunakan untuk usaha, agar engkau tidak kelaparan lagi”
Ya Allah……… disinilah Hajiku
Ya Allah……… disinilah Mekahku.
Mendengar cerita tersebut Abdullah bin Mubarak
tak bisa menahan air mata.
*Kisah ini memberi hikmah, bahwa membantu orang disekitar kita bisa jadi sama nilainya dengan pergi Haji di mata Allah*
*Buat yang akan naik haji* .... 
*atau yang sudah berhaji*..
*Saudaraku*........... *Ingat* ..
*Ada dua yang tidak kekal dalam diri manusia*! 
Yakni :  *Masa Muda dan Kekuatan Fisiknya*
*Jangan Lupa ... Ada dua juga yang akan bermanfaat bagi semua orang*! 
Yakni :   *Budi Pekerti yang luhur serta Jiwa yang ikhlas memaafkan*
Perhatikan ..    *Ada dua pula yang akan mengangkat derajat kemulian manusia*! 
Yakni :  *Rendah hati dan suka meringankan beban hidup orang lain*
*Dan ada dua yang akan menolak datangnya bencana*! Yakni :   *Sedekah serta menjalin hubungan silaturrahim*  *Semoga kita menjadi orang orang yang dimuliakan Allah SWT* *Aamiiin*

Senin, 26 Juni 2017

BELAJAR DARI BAN


        Seorang anak memperhatikan ayahnya yang sedang mengganti ban mobil mereka.
Mengapa ayah mau repot-repot mengerjakan ini dan tidak memanggil orang bengkel saja untuk mengerjakannya?" tanya si bocah dengan penasaran.*
Sang ayah tersenyum. 
*"Sini, nak, kau lihat dan perhatikan.*
*Ada enam hal tentang ban yang bisa kita pelajari untuk hidup kita," katanya sambil menyuruh sang bocah duduk di dekatnya.*
*"Belajar dari ban?" Mata sang anak membelalak.*
*"Lebih pintar mana ban ini daripada bu guru di sekolah?"*
*Sang ayah tertawa. "Gurumu tentu pintar, Nak.*
*Tapi perhatikan ban ini dengan segala sifat-sifatnya*.
1Pertama....
*Ban selalu konsisten bentuknya bundar.*
*Apakah dia dipasang di sepeda roda tiga, motor balap pamanmu, atau roda pesawat terbang yang kita naiki untuk mengunjungi kakek-nenekmu.*
*Ban tak pernah berubah menjadi segi tiga atau segi empat."*
Si bocah mulai serius. *"Benar juga ya, Yah.* Terus yang kedua?"
2 Kedua,
*Ban selalu mengalami kejadian terberat.*
Ketika melewati jalan berlubang, dia dulu yang merasakan. Saat melewati aspal panas, dia juga yang merasakan.
Ketika ada banjir, ban juga yang harus mengalami langsung.
Bahkan ketika ada kotoran hewan atau bangkai hewan di jalan yang tidak dilihat si pengemudi, siapa yang pertama kali merasakannya?" tanya sang ayah.
Aku tahu, pasti ban ya, Yah?" jawab sang bocah antusias."Benar sekali.*
3 Ketiga, 
*Ban selalu menanggung beban terberat.*
Baik ketika mobil sedang diam, apalagi sedang berjalan. 
Baik ketika mobil sedang kosong, apalagi saat penuh penumpang dan barang. 
Coba kau ingat," ujar sang ayah. Si bocah mengangguk.
4 Yang keempat,
*Ban tak pernah sombong dan berat hati menolak permintaan pihak lain.*
Ban selalu senang bekerja sama. Ketika pedal rem memerintahkannya berhenti, dia berhenti. Ketika pedal gas menyuruhnya lebih cepat, dia pun taat dan melesat. 
Bayangkan kalau ban tak suka kerjasama dan bekerja sebaliknya? Saat direm malah ngebut, dan saat digas malah berhenti?"
*"Wow, benar juga Yah,"* puji sang bocah sambil menggeser duduknya lebih dekat kepada sang ayah.
5 "Nah, sifat kelima ban 
adalah, meski banyak hal penting yang dilakukannya,
*Dia tetap rendah hati dan tak mau menonjolkan diri.* 
Dia biarkan orang-orang memuji bagian mobil lainnya, bukan dirinya."
*"Maksud ayah apa?" nya si bocah bingung.*
*"Kamu ingat waktu kita ke pameran mobil bulan lalu?"* tanya sang ayah disambut anggukan sang bocah. 
*"Ingat dong, Yah, kita masuk ke beberapa mobil kan?"*
*"Persis," jawab sang ayah. "Biasanya di show room atau pameran mobil, pengunjung lebih mengagumi bentuk body mobil itu, lalu ketika mereka masuk ke dalam, yang menerima pujian berikutnya adalah interior mobil itu.*
*Sofanya empuk, AC-nya dingin, dashboardnya keren, dll. Jarang sekali ada orang yang memperhatikan ban apalagi sampai memuji ban. Padahal semua kemewahan mobil, keindahan mobil, kehebatan mobil, tak akan berarti apa-apa kalau bannya kempes atau bocor.*"
*"Wah, iya ya, Yah, aku sendiri selalu lebih suka memperhatikan kursi mobil untuk tempat mainanku."*
Sang ayah selesai mengganti bannya, dan berdiri menatap hasil kerjanya dengan puas.
*6 "Yang keenam tentang ban adalah, 
Betapa pun bagus dan hebatnya mobil yang kau miliki, atau sepeda yang kau punya, atau pesawat yang kita naiki, saat ban tak berfungsi, kita tak akan bisa kemana-mana.* 
*Kita tak akan pernah sampai ke tujuan."*
Sang anak mengangguk-angguk.
Sang ayah menuntaskan penjelasannya, 
*"Jadi saat kau besar kelak, meski kau menghadapi banyak masalah dibanding kawan-kawanmu, menghadapi lumpur, aspal panas, banjir, atau tak mendapat pujian sebanyak kawan-kawanmu, bahkan terus menanggung beban berat di atas pundakmu, tetaplah kamu konsisten dengan kebaikan yang kau berikan, tetaplah mau bekerja sama dengan orang lain, jangan sombong, ria dan merasa hebat sendiri, banding bandingkan dgn yg lain, jangan kamu memuji muji dirimu, hanya orang lain kelak yg bisa menilai kamu berhasil atau tdk dan yang terpenting, tetaplah menjadi penggerak di manapun kau berada. Itulah yang ayah maksud dengan hal-hal yang bisa kita pelajari dari ban untuk hidup kita."*

Semoga bermanfaat...

PERANG SALIB DI NUSANTARA

Oleh: Prof. Ahmad Mansur Suryanegara

PERJANJIAN TORDESILAS (1494) sbg perjanjian yang berisikan kewenangan yang diberikan oleh PAUS ALEXANDER VI kepada Kerajaan Katoĺik Portugis untuk menguasai dunia belahan timur. Dan kepada Kerajaan Katolik Spanyol untuk menguasai dunia belahan barat. Atas dasar Perjanjian Tordesilas (1494) awal lahirnya Imperialisme atau Penjajahan.
Enam belas tahun kemudian, Kerajaan Katolik Portugis masuk ke Malaka (1510). Akibat Kerajaan Katolik Spanyol melanggar pembagian Wilayah Jajahan yang ditetapkan dlm  Perjanjian Tordesilas, memasuki Maluku dan Filipina Selatan (1521), menjadikan Kerajaan Katolik Portugis menduduki KALAPA (1522).
       Di bawah kondisi yang demikian ini, Kerajaan Islam Demak dan Cirebon terjepit oleh kedua kerajaan imperialis.
Pada saat masuknya kedua imperialis ke Asia Tenggara, Kerajaan Budha Sriwijaya dan Kerajaan Hindu Majapahit sudah tidak dapat melanjutkan sejarahnya.
           Itulah sebabnya Islam: Kerajaan Islam Demak dan Cirebon tampil ke depan  memimpin melancarkan perlawanan.
Perlawanan ini dipimpin oleh Cucu PRABU SILIWANGI yakni  SYARIF HIDAYATULLAH dan Menantunya, FATAHILLAH. Dampaknya lahirlah JAYAKARTA atau JAKARTA, 22 Juni 1527 atau 22 Ramadhan 933 H.
Seratus tahun kemudian datanglah imperialis kedua, Verenigde Oost Compagnie - VOC. Berhasil merebut JAYAKARTA dan digantikan dengan nama BATAVIA (1619). Sebenarnya Belanda masih dijajah oleh Kerajaan Katolik Spanyol. Dalam perangnya selama 80 th ( 1524 -1648 ), berhasil merdeka (1648 ). Kelanjutannya berdirilah Kerajaan Protestan Belanda.
Perang Agama di Eropa Katolik kontra Protestan, diekspor ke Nusantara Indonesia. Menurut J.C van Leur, pecahlah Perang Agama Segitiga: Katolik kontra Protestan. Islam sbg Pribumi melawan kedua Imperialis atau Penjajah Barat.
         Saat inilah awal pertama kalinya Islam sbg Pribumi mempertahankan tanah air sendiri, dituduh INTOLERANCE. Padahal yang membawa Perang Agama ke Nusantara Indonesia adalah kedua imperialis tersebut.

Minggu, 25 Juni 2017

*السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ*

*Inilah hari yang penuh kesucian dan kesukacitaan.* *Hari kemenangan dan hari untuk saling memaafkan.*

*Takbir berkumandang, kedamaian bertebaran, keharuan menghiasi setiap jiwa, dan kebahagiaan atas rahmat yang sangat indah.*
*Allahu Akbar ...*
*Allahu Akbar ...*
*Allahu Akbar ...*

*Meski wajah tak mampu berjumpa, tangan tak bisa saling menjabat.*
*Marilah kita bersihkan hati dan jiwa dari gelimangan dosa di hari penuh kemenangan ini.*

*Selamat Hari Raya*
*Idul Fitri 1438 H*

*Taqoballahu Minna Wa Minkun, Syimana Wa Syimakum.*
*Ja'alanallaahu Minal Aidin Wal Faidzin.*
Mohon maaf lahir dan batin
*وَالسَّلاَمُ ....*

Sabtu, 24 Juni 2017

PESAN UNTUK PARA MAANTU DI HARI RAYA

Pesan untuk para menantu: agar suamimu makin cinta  padamu
Di seputar hati Raya, jika suamimu mengajak mudik, menurutlah. Bantulah suamimu menjadi anak solih. Selanjutnya, bisa dimusyawarahkan setiap setahun sekali bergantian mudik ke rumah ortu atau mertua.
Di rumah mertua, berlakulah sebagai anak menantu yang baik.
Datanglah dengan takdzim, membawa oleh-oleh semampumu. Berilah sesuatu untuk ibu mertuamu, sekalipun engkau dalam keadaan kesulitan keuangan. Yakinlah memberi pada mertua, akan membuka pintu rejekimu. Saya dan banyak orang sudah membuktikan.
Jika suamimu telah berpenghasilan rutin, sisihkan sebagian untuk orang tuanya. Sampaikan sebagai ungkapan terimakasih telah membesarkan dan mendidik suamimu. Sekalipun uang itu tidak dibutuhkan oleh mertuamu yang berkemampuan. Dan biasanya akan dikembalikan padamu dalam bentuk lain yang bisa jadi lebih banyak. Serahkan saja, sebagai bentuk baktimu.
Berlapang dadalah jika mertuamu menyampaikan nasehat, kritik atau saran. Terimalah tanda cinta tersebut sekalipun kadang tidak sesuai dengan kehendakmu. Percayalah, tak ada orang tua ingin menyengsarakan anaknya. Yang ada adalah bahasa yang berbeda dan cara yang berbeda karena rentang generasi dan pengetahuan.
Belajarlah memasak dari mertuamu, karena anak lelaki seleranya mengikuti masakan ibunya, belum tentu sesuai masakanmu atau masakan ibumu. Itu jika mertuamu suka memasak untuk anaknya. Salah satu cara mengambil hati suami adalah dengan memanjakan lidahnya.
Muliakan suamimu di rumahnya. Sekalipun di rumahmu sendiri berlaku kebiasaan egaliter, layanilah suamimu di depan ibu mertuamu. Semua ibu ingin anak lelakinya dimuliakan oleh menantunya. Jangan pernah buka aib suamimu di depan mertuamu, jangan kau kritik apalagi kau marahi di depan orang tuanya.
Terlibatlah dalam kerepotan rumah tangga di rumah mertua saat lebaran. Jangan berlaku seperti tamu yang minta dilayani atau justru mengurung diri di kamar. Sekalipun di rumahmu engkau tak pernah mecuci piring, menyapu atau mengepel. Lakukan saja selama di rumah mertuamu.
        Jika mertuamu atau keluarga besarmu campur tangan dalam pendidikan anakmu, bersabarlah, tokh hanya beberapa hari. Kecuali dalam masalah prinsipdankemaksiyatan. 
        Kurangi berdebat untuk perbedaan dalam hal-hal teknis. Sekalipun engkau banyak belajar parenting, tak perlu menggurui mertuamu. Mintalah nasehat dan doa untuk kebaikan keluargamu.
           Ada saatnya seorang menantu mendapat kedzaliman dan keluarga suami, fitnah atau caci maki. Inilah saat bersabar dan berdoa. Doa orang yang teraniaya tanpa hijab di hadapan Allah. Berdoalah yang banyak,  yang baik-baik. Semoga engkau bersabar dan ikhlas. Mudahlah untuk memaafkan dan meminta maaf, sekalipun engkau dipihak yang benar.
         Tak perlu cemburu jika suamimu manja dan mesra pada ibunya. Bukankah engkau juga suka, jika anakmu manja dan mesra padamu. Biarlah mereka melepas rindu, jangan kau ganggu.
        Terakhir, yakinlah janji Allah, bahwa balasan kebaikan adalah kebaikan. Cepat atau lambat. Allah sesuai persangkaan hambanya. Allah tidak tidur dan tidak lupa. Jika orang lain enggan membalas kebaikanmu, mengabaikan dan mencibir, maka ingatlah Allah yang akan membalas. Tak perlu marah atau dendam. Tetap tersenyum dan bermuka cerah. Katakan kata-kata penduduk surga, kata-kata yang  mengandung keselamatan.
       Selamat mudik, semoga menjadi momen manis menantu mertua yang merekatkan cinta dan menjadikan suamimu makin mengerti, siapa dirimu sesungguhnya: perempuan solihah yang layak dicintai dunia akhirat dan tak akan diduakan selamanya.
Boleh saja engkau tidak sepakat dengan nasehatku ini, tetapi ketahuilah, ini adalah diantara rahasia, mengapa suamiku selalu mencintaiku.
Hihihi...terserah kamu ah, mau percaya atau tidak.

Ida Nur Laila

LEBARAN  INI, AKU PULANG!

Jarum jam bergerak ibarat  mobil yang melintasi jalan bebas hambatan, detak jantung di dada umat muslim menanti hari kemenangan tiba.

Engkau telah melewati Ramadhan yg penuh rintangan, halangan, hambatan dan gangguan menyertai ibarat mengarungi samudera penuh gelombang dan tantangan.

Memang Lebaran unik, penuh kenangan dan makna, romantis nan suci, riang gembira dan suka cita.

Lebaran titik pertemuan antara  yang sakral, Surgawia, silaturahmi dan yang profan, urusan duniawia, Silaturahim.

Noda dan dosa, seperti jerami yang mengalir di sungai. Terbawah arus, bermuara ke laut, timbul di hulu.
Siklus tanpa dibendung, tanpa henti dan tanpa kompromi

Lebaran di dusun yang kecil,  di dusun ku, penuh kenangan. sudah lama telah berlalu, tempo dulu. Kuingin mengulang lagi

Kangen kampung halaman. Di sana nyiur melambai ditepi pantai, angin sepoi sepoi di sawah, gemericik hujan di lereng gunung.

Lebaran ini, harus mudik ke udik, harus pulang, pulang ke kampung halaman, bersujud pada ayah, ibu dan sanak/saudara, nyekar ke leluhur.

Kita bertemu dan akhiri di kata "pengampunan" atas segala noda dan dosa. Ia maha pengampun (Al-Gháfir) bahkan selalu mengampuni (Al-Ghafour).

Selamat Merayakan Hari Raya Idul Fitri,  Mohon Maaf Lahir dan Batin

CATATAN HARI KE DUAPULUH SEMBILAN RAMADHAN : MENJADI MANUSIA CERDAS USAI RAMADHAN

Alkisah, pada suatu hari, seorang musafir tengah melintas di sebuah perkampungan yang terpencil dan jauh dari keramaian kota.

Ketika memasuki kampung asing tersebut, sang musafir menjumpai warga tengah berkumpul di sebuah tanah lapang. Rupanya mereka tengah mengadakan musyawarah adat, untuk memilih seseorang yang akan dijadikan Kepala Kampung.

Namun anehnya, seluruh warga tidak ada yang bersedia menjadi Kepala Kampung, pemimpin tertinggi di kampung tersebut.

Mereka saling menunjuk, namun semua yang ditunjuk selalu menolak. Hingga akhirnya mereka gagal mendapatkan Kepala Kampung.

Terdorong rasa penasaran dan ingin tahu, sang musafir bertanya kepada salah seorang warga sebab apa mereka tidak ada yang bersedia menjadi kepala kampung. Rupanya, ada peraturan kampung yang sangat menakutkan bagi seluruh warganya.

Peraturan itu menyatakan, bahwa siapapun yang menjadi Kepala Kampung, tatkala sudah selesai menjabat selama sepuluh tahun, akan langsung diasingkan ke sebuah lahan gersang nan jauh dan terpencil.

Tempat pengasingan ini sangat mengerikan, karena berisi binatang buas serta berbisa yang sangat cepat mematikan manusia.

Selama ini, tidak ada satupun mantan Kepala Kampung yang bisa selamat tinggal di tempat pengasingan tersebut. Mereka semua binasa dengan kondisi tubuh yang mengerikan. Melihat kondisi tempat pengasingan dan kisah sedih seluruh mantan Kepala Kampung itu, tidak ada lagi warga yang bersedia menjadi Kepala Kampung, walau digaji sangat tinggi dan mendapatkan fasilitas sangat mewah.

Setelah mendengar penjelasan tersebut, sang musafir berpikir sejenak. Lalu ia bertanya, bolehkah seorang musafir seperti dirinya mencalonkan diri menjadi Kepala Kampung itu?

Karena memang tidak ada satupun warga bersedia menjadi Kepala Kampung, maka mereka mereka dengan senang hati bercampur heran bisa menerima tawaran sang musafir. Akhirnya sang musafir langsung ditetapkan dan dilantik menjadi Kepala Kampung.

Sebagian warga kampung mengejek dan melecehkan sang musafir, serta menganggapnya bodoh. Mereka beranggapan musafir ini belum tahu apa yang akan dihadapi kelak ketika usai menjalankan amanah kepemimpinan di kampung.

Namun ternyata dugaan warga itu meleset, sang musafir ternya orang yang sangat cerdas.

Setelah dirinya ditetapkan sebagai Kepala Kampung ia segera membuat rencana kerja selama sepuluh tahun dan segera menjalankan rencana tersebut dengan bersungguh-sungguh.

Pada tahun pertama dan kedua kepemimpinannya, ia bekerja keras untuk mengumpulkan dana sebanyak-banyaknya, serta berusaha menjalin hubungan baik dengan semua pihak agar bisa mendukung programnya.

Bersyukur ia berhasil melakukan rencana dua tahun tersebut.

Terkumpullah dana yang banyak, serta terjalin hubungan positif dengan semua kalangan. Kepemimpinanya disukai banyak orang sehingga seluruh kalangan warga bisa mendukungnya.

Tahun ketiga ia membuat proyek pembuatan jalan pintas menuju lahan tandus tempat pembuangannya kelak ketika sudah selesai menjadi Kepala Kampung.

Bersyukur, proyek inipun berhasil bekat dana yang dikumpulkan dan dukungan semua kalangan warga masyarakat.

Karena ada akses jalan yang bagus, lahan tandus itu kini bukan lagi tempat terpencil serta terasing.

Tahun keempat ia mengajak warga bekerja bakti membersihkan tempat pembuangannya dari binatang buas. Akhirnya binatang buas berhasil disingkirkan atau dibasmi. Lahan tandus itu kini bersih dari binatang buas.

Tahun kelima ia membuat proyek pengaliran air sungai menuju lahan tandus itu. Walau susah payah, namun ia berhasil membuat aliran air sungai bisa mengaliri lahan tandus tersebut.

Kini lahan itu tidak lagi tandus. Bahkan berubah menjadi lahan yang siap ditanami aneka pepohonan.

Tahun keenam ia membuat proyek penanaman aneka tumbuhan dan pepohonan, sejak dari tanaman bahan makanan, buah-buahan, sayur-sayuran, rempah-rempah, obat-obatan, hingga tanaman hias serta bunga-bunga.

Proyek tahun keenam ini pun berhasil dengan baik. Lahan itu mulai tampak menghijau dengan aneka tanaman produktif ada di dalamnya.

Tahun ketujuh ia membuat proyek pembangunan gedung-gedung megah tempat hunian, sentra kegiatan, pusat perbelanjaan, pusat kebugaran dan kesehatan, serta aneka taman yang indah.

Seiring berjalannya waktu, aneka jenis tanaman sudah mulai membesar dan bahkan mulai memproduksi hasil berupa makanan, sayuran, buah-buahan dan bunga aneka warna.

Tahun kedelapan, ia membuat istana yang indah untuk tempat istirahatnya kelak saat selesai menjabat. Istana yang dikelilingi danau buatan yang indah, diselingi taman-taman bunga serta kebun yang indah.

Proyek inipun berhasil. Istana megah berhasil ia ciptakan dengan dukungan semua pihak.

Tahun kesembilan ia penuhi kota dengan berbagai fasilitas untuk kemudahan kehidupan. Semua serba ada, dan menjadi kota paling canggih dan paling indah yang ada pada zaman itu.

Kini lahan tandus tempat pembuangan para mantan Kepala Kampung sudah berubah total menjadi kota yang indah, megah, lengkap, dengan istana yang mewah.

Memasuki tahun kesepuluh, tahun terakhir dari pengabdiannya menjadi Kepala Kampung, ia sudah tidak sabar lagi untuk segera pensiun dan menempati tempat pembuangannya yang berupa istana di tengah kota megah.

Tempat pembuangan itu bahkan jauh lebih megah dan lebih indah dari kampung yang dihuninya selama ini. Ia segera ingin menempatinya.

Akhir tahun kesepuluh, ia turun dari jabatannya sebagai Kepala Kampung. Semua warga memuji kebaikan dan kecerdasannya. Mereka berondong-bondong menghantarkan sang mantan Kepala Kampung menuju istana di tengah kota yang sangat megah.

Maka ia tinggal di istananya dengan sepenuh suka cita. Kerja keras yang ia lakukan selama sepuluh tahun tidak sia-sia. Kini ia menikmati hasil akhir yang bahagia.

Demikianlah gambaran kehidupan dunia dengan akhirat. Musafir yang cerdas itu bekerja keras di dunia, guna mempersiapkan hari akhir yang indah dan menyenangkan.

Banyak orang cemas dan takut kematian, karena tempat pembuangannya masih dipenuhi binatang buas yang sangat mengerikan. Mereka takut untuk mendekati tempat persinggahan akhir, karena tidak pernah berusaha untuk menyiapkan tempat persinggahan yang indah dan menyenangkan.

Namun jika kita sungguh-sungguh bertaqwa kepada Allah sepanjang hidup di dunia, maka itulah sebaik-baik bekal untuk memperbaiki tempat persinggahan akhir kita kelak. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyatakan :

“Berbekallah, dan sebaik-baik bekal adalah taqwa” (Al Baqarah : 197).

Orang bertaqwa adalah orang yang cerdas, karena ia tidak hanya berpikir sesaat, tidak hanya mengurus dunia saja, namun ia berpikir jauh ke depan, hingga ke akhirat yang kekal abadi.

Ibarat musafir yang mempersiapkan tempat pembuangannya, akhirnya ia justru merindukan tempat akhir itu. Bahkan ia merasa sangat asing tinggal di kampung yang dipimpinnya, karena berharap segera menempati tempat persinggahan akhir yang sangat indah.

Itulah gambaran orang bertaqwa. Ramadhan telah membentuk ketaqwaan kita, maka akan meningkat pula kecerdasan dan kesungguhan kita.

Selamat menikmati ibadah pada penghujung Ramadhan 1438 H. Semoga kita semua menjadi manusia cerdas yang selalu bekerja untuk menyiapkan istana di surga kelak. Aamiin.

Masjid Al Huda Potorono 29 Ramadhan 1438 H.

DOA RASULULLAH
DI PENGHUJUNG RAMADHAN.

Yaa Allah... Janganlah Engkau jadikan puasa ini Sebagai puasa yg Terakhir dalam hidupku. Seandainya Engkau menetapkan sebaliknya, maka jadikanlah puasaku ini sebagai puasa yg diRahmati, Bukan puasa yang Sia-sia
Seandainya masih ada padaku dosa yang belum Engkau Ampuni atau Dosa  yang menyebabkan aku diSiksa karenanya, sehingga terbitnya fajar malam ini atau sehingga berlalunya bulan ini, maka Ampunilah semuanya wahai Dzat Yang Paling Pengasih dari semua yg mengasihi.”
Yaa Allah,    Terimalah puasaku dengan se-baik² penerimaan, perkenan, kemaafan, kemurahan, pengampunan & krridhaan-Mu*. Sehingga Engkau memenangkan aku dengan segala kebaikan, segala anugerah yang Engkau curahkan di bulan ini.”
“Selamatkanlah aku dari Bencana yang mengancam atau Dosa yang berketerusan. Demikian juga, dengan Rahmat-Mu masukkanlah aku ke dalam golongan orang² yang mendapatkan (Keutamaan) di Lailatul-Qadar. Malam yg telah Engkau tetapkan lebih baik dari seribu bulan.”
Semoga perpisahanku dg bulan Ramadhan ini bukanlah perpisahan untuk selamanya & Bukan jg pertemuan Terakhirku       
Semoga aku dapat kembali bertemu dengan Ramadhan mendatang dalam keadaan penuh Harapan & Kesejahteraan.
“Aamiin Yaa Rabb"


Jumat, 23 Juni 2017

IDHUL FITRI KELUARGA RASULULLAH
PADA saat malam Takbiran, Ali ibn Abi Thalib terlihat sibuk membagi-bagikan gandum dan kurma. Bersama istrinya, Sayyidah Fathimah az-Zahra, Ali menyiapkan tiga karung gandum dan dua karung kurma. Terihat, Sayyidina Ali memanggul gandum, sementara istrinya Fathimah menuntun Hasan dan Husein. Mereka sekeluarga mendatangi kaum fakir miskin untuk disantuni.
Esok harinya tiba salat ‘Idul Fitri. Mereka sekeluarga khusyuk mengikuti salat jama’ah dan mendengarkan khutbah. Selepas khutbah ‘Id selesai, keluarga Rasulullah Saw. itu pulang ke rumah dengan wajah berseri-seri.
Sahabat beliau, Ibnu Rafi’i bermaksud untuk mengucapkan selamat ‘Idul Fitri kepada keluarga putri Rasulullah Saw. Sampai di depan pintu rumah, alangkah tercengang Ibnu Rafi’i melihat apa yang dimakan oleh keluarga Rasulullah itu.
Sayyidina Ali, Sayyidatuna Fathimah, Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husein yang masih balita, dalam ‘Idul Fitri makanannya adalah gandum tanpa mentega, *gandum basi* yang baunya tercium oleh sahabat Nabi itu. Seketika Ibnu Rafi’i berucap istighfar, sambil mengusap-usap dadanya seolah ada yang nyeri di sana. Mata Ibnu Rafi’i berlinang butiran bening, perlahan butiran itu menetes di pipinya.
Kecamuk dalam dada Ibnu Rafi’i sangat kuat, setengah lari ia pun bergegas menghadap Rasulullah Saw. Tiba di depan Rasulullah, “Ya Rasulullah, ya Rasulullah, ya Rasulullah. Putra baginda, putri baginda dan cucu baginda,” ujar Ibnu Rafi’i. “Ada apa wahai sahabatku?” tanya Rasulullah.
“Tengoklah ke rumah putri baginda, ya Rasulullah. Tengoklah cucu baginda Hasan dan Husein.”
“Kenapa keluargaku?”
“Tengoklah sendiri oleh baginda, saya tidak kuasa mengatakan semuanya.”
Rasulullah Saw. pun bergegas menuju rumah Sayyidatuna Fathimah az-Zahra r.a. Tiba di teras rumah, tawa bahagia mengisi percakapan antara Sayyidina Ali, Sayyidatuna Fathimah dan kedua anaknya. Mata Rasulullah pun berlinang. Butiran mutiara bening menghiasi wajah Rasulullah Saw. nan suci.
Air mata Rasulullah berderai, melihat kebersahajaan putri beliau bersama keluarganya. Di hari yang Fitri, di saat semua orang berbahagia, di saat semua orang makan yang enak-enak. Keluarga Rasulullah Saw. penuh tawa bahagia dengan gandum yang baunya tercium tak sedap, dengan makanan yang sudah basi.
“Ya Allah, Allahumma Isyhad. Ya Allah saksikanlah, saksikanlah. Di hari ‘Idul Fitri keluargaku makanannya adalah gandum yang basi. Di hari ‘Idul Fitri keluargaku berbahagia dengan makanan yang basi. Mereka membela kaum duafa, ya Allah. Mereka mencintai kaum fuqara dan masakin. Mereka relakan lidah dan perutnya mengecap makanan basi asalkan kaum fakir-miskin bisa memakan makanan yang lezat. Allahumma Isyhad, saksikanlah ya Allah, saksikanlah,” bibir Rasulullah berbisik lembut.
Sayyidatuna Fathimah tersadar kalau di luar pintu rumah, bapaknya sedang berdiri tegak. “Ya Abah, ada apa gerangan Abah menangis?” Rasulullah tak tahan mendengar pertanyaan itu. Setengah berlari ia memeluk putri kesayangannya sambil berujar, “Surga untukmu, Nak. Surga untukmu.”
Demikianlah, menurut Ibnu Rafi’i, keluarga Rasulullah Saw. pada hari ‘Idul Fitri senantiasa menyantap makanan yang basi berbau apek. Ibnu Rafi’i berkata, “Aku diperintahkan oleh Rasulullah Saw. agar tidak menceritakan tradisi keluarganya setiap ‘Idul Fitri. Aku pun simpan kisah itu dalam hatiku. Namun, selepas Rasulullah Saw. wafat, aku takut dituduh menyembunyikan hadits, maka aku ceritkan agar jadi pelajaran bagi segenap kaum Muslimin.” (Musnad Imam Ahmad, jilid 2, hlm. 232).
Ya Rasulullah, begitu mulianya hati baginda bersama keluarga. Siapa gerangan yang tak malu? Siapa orangnya yang tak kelu? Kami di hari nan fitri, makanan kami lezat-lezat, makanan kami enak-enak. Harus kami apakan diri ini, ya Rasul? Kami malu.
Ya Rasulllah, teteskan kemuliaan jiwa baginda kepada kami, teteskan walau hanya setitik, agar jiwa kami semua tiada tandus dari kasih. Ya Rasulallah, berikan kedermawanan jiwa baginda dan keluarga kepada kami dan keluarga kami. Lapangkan dada kami untuk tidak terpukau oleh kemilau dunia sementara kaum fakir-miskin menderita. Luaskan hati kami untuk bisa mencintai kaum papa sebagaimana baginda telah memberikan teladan yang begitu sangat mulia. Allâhumma shalli wa sallim ‘ala Sayyidinâ Muhammad wa ‘ala Ali Sayyidina Muhammad.

SUNGGUH AKU CEMBURU...

- Aku cemburu melihat orang yang ikhlas membantu sesama bahkan dalam keterbatasan yang mereka miliki.
- Aku cemburu pada orang-orang yang lebih banyak bersyukur dan gemar berbagi, padahal yang didapatkan sama bahkan tidak lebih dari aku.
- Aku cemburu pada mereka yang dalam kondisi tersempit sekalipun masih bisa meluangkan untuk berbagi dan semakin mencintai Allah.
- Aku cemburu pada mereka yang begitu rajin chatting dengan Allah dalam tahajjud.
- Aku cemburu saat melihat dan mendengar seorang wanita membaca ayat suci Al-Qur'an dengan begitu indah dan mempesona sementara aku biasa saja.
- Aku cemburu kepada hamba Allah yang bisa menghafal Al Quran 30 juz dan selalu bersemangat karena hidup ini untuk beribadah kepada Allah.
- Aku cemburu pada orang yang setiap pekan bisa melingkar bersama para gurunya menuntut ilmu.
- Aku cemburu pada waktu yang kulalaikan dari-Nya dan tak mungkin kembali. Ingin kembali dan bermohon ampun mengharap cinta-Nya.
- Aku cemburu pada bidadari di surga, diciptakan untuk lelaki yang shalih. Sedangkan aku harus terus memperbaiki diri agar ia cemburu padaku.
- Aku cemburu pada mereka yang selalu disayangi oleh sahabat dan orang-orang terdekatnya.
- Aku cemburu pada mereka yang berprestasi, dan selalu bisa diandalkan.
- Aku cemburu pada mereka yang selalu ontime dan rapi dalam menyelesaikan pekerjaannya.
- Aku cemburu pada orang-orang yang selalu bisa membagi waktunya dengan baik, untuk beribadah, bekerja, belajar, berdakwah, menulis dan berkumpul dengan keluarganya dan...
- Aku cemburu pada sahabat-sahabat ku yang telah menggenapkan setengah diennya, mempunyai keluarga bahagia dan anak-anak yang membanggakan.
                      Rahasia Keterkaitan Waktu Sholat
                              Dengan Tubuh Manusia 

Setiap peralihan waktu solat sebenarnya menunjukkan perubahan tenaga alam ini yang boleh diukur dan dicerap melalui perubahan warna alam. Sebagai contoh, pada waktu Subuh alam berada dalam spektrum warna biru muda yang bersamaan dengan frekuensi tiroid yang mempengaruhi sistem metabolisma tubuh. 

Waktu Subuh (Kesehatan & Rezeki) 
Jadi warna biru muda atau waktu Subuh mempunyai rahasia berkaitan dengan kesehatan, rezeki dan komunikasi. Mereka yang kerap tertinggal waktu Subuhnya ataupun terlewat secara berulang-ulang kali, lama kelamaan akan menghadapi masalah komunikasi dan rezeki. 

Ini karena tenaga alam iaitu biru muda tidak dapat diserap oleh tiroid yang mesti berlaku dalam keadaan roh dan jasad bercantum (keserentakan ruang dan masa) - dalam erti kata lain jaga daripada tidur. Disini juga dapat kita cungkil akan rahsia diperintahkan solat diawal waktu. 

Bermulanya saja azan Subuh, tenaga alam pada waktu itu berada pada tahap optimum. Tenaga inilah yang akan diserap oleh tubuh melalui konsep resonan pada waktu rukuk dan sujud. Jadi mereka yang terlewat Subuhnya sebenar sudah mendapat tenaga yang tidak optimum lagi. 

Waktu Dzuhur (Keceriaan) 
Warna alam seterusnya berubah ke warna hijau (isyraq & dhuha) dan kemudian warna kuning menandakan masuknya waktu Zohor. Spektrum warna pada waktu ini bersamaan dengan frekuensi perut dan hati yang berkaitan dengan sistem penghadaman. Warna kuning ini mempunyai rahasia yang berkaitan dengan keceriaan. Jadi mereka yang selalu ketinggalan atau terlewat Zuhurnya berulang-ulang kali dalam hidupnya akan menghadapi masalah di perut dan hilang sifat cerianya. 

Waktu Ashar (Kreativitas) 
Kemudian warna alam akan berubah kepada warna oranye,yiaitu masuknya waktu Asar di mana spektrum warna pada waktu ini bersamaan dengan frekuensi prostat, uterus, ovari dan testis yang merangkumi sistem reproduktif. Rahasia warna oranye ialah kreativitas. Orang yang kerap tertinggal Asar akan hilang daya kreativitasnya dan lebih malang lagi kalau di waktu Asar ni jasad dan roh seseorang ini terpisah. Dan jangan lupa, tenaga pada waktu Asar ni amat diperlukan oleh organ-organ reproduktif kita 

Waktu Maghrib (Keyakinan) 
Menjelang waktu Maghrib, alam berubah ke warna merah dan di waktu ini kita kerap dinasihatkan oleh orang-orang tua agar tidak berada di luar rumah. Ini kerana spektrum warna pada waktu ini menghampiri frekuensi jin dan iblis (infra-red) dan ini bermakna jin dan iblis pada waktu ini amat bertenaga kerana mereka resonan dengan alam. Mereka yang sedang dalam perjalanan juga seelok-eloknya berhenti dahulu pada waktu ini (solat Maghrib dulu la.) kerana banyak interferens (pembelauan) berlaku pada waktu ini yang boleh mengelirukan mata kita. Rahasia waktu Maghrib atau warna merah ialah keyakinan, pada frekuensi otot, saraf dan tulang. 

Waktu Isya (Ketentraman & Kedamaian) 
Apabila masuk waktu Isyak, alam berubah ke warna Indigo dan seterusnya memasuki fasa Kegelapan. Waktu Isyak ini menyimpan rahsia ketenteraman dan kedamaian di mana frekuensinya bersamaan dengan sistem kawalan otak. Mereka yang kerap ketinggalan Isyaknya akan selalu berada dalam kegelisahan. Alam sekarang berada dalam Kegelapan dan sebetulnya, inilah waktu tidur dalam Islam. Tidur pada waktu ini dipanggil tidur delta dimana keseluruhan sistem tubuh berada dalam istirahat. 

Qiyamul Lail 
Selepas tengah malam, alam mula bersinar kembali dengan warna putih, merah jambu dan seterusnya ungu di mana ianya bersamaan dengan frekuensi kelenjar pineal, pituitari, talamus dan hipotalamus. Tubuh sepatutnya bangkit kembali pada waktu ini dan dalam Islam waktu ini dipanggil Qiamullail. 

Begitulah secara ringkas keterkaitan waktu solat dengan tubuh manusia. Manusia kini memang telah menyadari akan kepentingan tenaga alam ini dan inilah faktor penyebab munculnya bermacam-macam meditasi yang dicipta seperti taichi, qi-gong dan sebagainya. Semuanya dicipta untuk menyerap tenaga-tenaga alam ke sistem tubuh. 

Dan Kita sebagai umat Islam patut bersyukur kerana telah dikaruniai syariat sholat oleh Allah s.w.t tanpa perlu kita memikirkan bagaimana hendak menyerap tenaga alam ini lewat berbagai macam tekhnik yang mulai tumbuh tadi. Hakikat ini seharusnya menyadarkan kita bahwa Allah s.w.t mewajibkan sholat atas hambanya atas sifat pengasih dan penyayang-Nya sebagai pencipta karena Dia tahu hamba-Nya ini amat-amat memerlukannya. 

Adalah amat malang sekali bagi kumpulan manusia yang amat lalai dalam menjaga solatnya. Semua yang terdapat di alam ini adalah untuk manfaat segala makhluk-makluk-Nya.