InspirasI

Selasa, 06 Juni 2017

KULTUM RAMADHAN
KEMULIAAN ORANG BERIMAN BERSAMA AL QURAN

Oleh : Solikhin Izzuddin
Orang yang beriman adalah umat yang terpilih… Keimanan itu bukan warisan tapi orang beriman itulah yang mendapatkan kemuliaan karena melanjutkan perjuangan bersama Al Quran. 
Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami… (q.s. Fathir : 32)
Kata-kata ini, menurut Sayyid Quthub, merupakan kata-kata yang layak memberikan sugesti kepada umat ini tentang kemuliaan mereka di sisi Allah. Juga menyugesti tentang besarnya konsekuensi yang timbul dari pemilihan dan pewarisan ini. Tanggung jawab yang besar dengan beban-beban tersendiri. Apakah umat yang terpilih itu mendengar dan memenuhi panggilan itu?
Allah telah memuliakan dan memilih umat ini dengan pewarisan itu. Kemudian Dia menganugerahi mereka balasan yang baik, hingga bagi mereka yang berbuat buruk dari mereka.
Lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. … (q.s. Fathir : 32)
Kelompok Beriman yang #Dimuliakan
Dengan keberimanan, umat yang menapaki jalan Quran mendapatkan kemuliaan dan pemuliaan dari yang Maha Rahman.
Kelompok pertama, adalah orang yang menganiaya diri sendiri, zhalimun linafsih, yang keburukannya mengalahkan kebaikannya.
Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan, “Orang yang tidak perhatian dalam melaksanakan sebagian kewajiban, serta bergelimang dengan sebagian yang diharamkan.” (hal.190)
Kelompok kedua, adalah kelompok pertengahan, muqtashid, yang keburukannya sejajar dengan kebaikannya .
Yaitu, “Orang yang menunaikan kewajiban dan meninggalkan yang haram, walaupun terkadang meninggalkan sebagian yang dianjurkan dan melaksanakan sesuatu yang dimakruhkan.” (Tafsir Ibnu Katsir hal.191)
Kelompok ketiga, yang lebih dahulu berbuat kebajikan dengan izin Allah, yang kebaikan-kebaikannya melebihi keburukannya.
Yaitu, “Orang yang melakukan kewajiban dan hal-hal yang dianjurkan, serta meninggalkan yang diharamkan, yang dimakruhkan, dan sebagian hal yang mubah.” (Tafsir Ibnu Katsir hal.191)
Namun, kata Asy-Syahid Sayyid Quthub, anugerah Allah mencakup ketiga kelompok itu secara keseluruhan. Mereka semua akan berakhir masuk surga dan merasakan kenikmatan yang diceritakan dalam ayat-ayat berikutnya dengan berbeda-beda tingkatannya.
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata, “Orang yang berlomba berbuat kebaikan akan masuk surga tanpa hisab, 
orang yang pertengahan akan masuk surga dengan rahmat Allah 
dan orang yang menganiaya dirinya sendiri serta ashaabul a’raaf akan masuk surga syafaat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.”

Semoga masih ada waktu bagi kita untuk

Tidak ada komentar: