InspirasI

Sabtu, 24 Juni 2017

PESAN UNTUK PARA MAANTU DI HARI RAYA

Pesan untuk para menantu: agar suamimu makin cinta  padamu
Di seputar hati Raya, jika suamimu mengajak mudik, menurutlah. Bantulah suamimu menjadi anak solih. Selanjutnya, bisa dimusyawarahkan setiap setahun sekali bergantian mudik ke rumah ortu atau mertua.
Di rumah mertua, berlakulah sebagai anak menantu yang baik.
Datanglah dengan takdzim, membawa oleh-oleh semampumu. Berilah sesuatu untuk ibu mertuamu, sekalipun engkau dalam keadaan kesulitan keuangan. Yakinlah memberi pada mertua, akan membuka pintu rejekimu. Saya dan banyak orang sudah membuktikan.
Jika suamimu telah berpenghasilan rutin, sisihkan sebagian untuk orang tuanya. Sampaikan sebagai ungkapan terimakasih telah membesarkan dan mendidik suamimu. Sekalipun uang itu tidak dibutuhkan oleh mertuamu yang berkemampuan. Dan biasanya akan dikembalikan padamu dalam bentuk lain yang bisa jadi lebih banyak. Serahkan saja, sebagai bentuk baktimu.
Berlapang dadalah jika mertuamu menyampaikan nasehat, kritik atau saran. Terimalah tanda cinta tersebut sekalipun kadang tidak sesuai dengan kehendakmu. Percayalah, tak ada orang tua ingin menyengsarakan anaknya. Yang ada adalah bahasa yang berbeda dan cara yang berbeda karena rentang generasi dan pengetahuan.
Belajarlah memasak dari mertuamu, karena anak lelaki seleranya mengikuti masakan ibunya, belum tentu sesuai masakanmu atau masakan ibumu. Itu jika mertuamu suka memasak untuk anaknya. Salah satu cara mengambil hati suami adalah dengan memanjakan lidahnya.
Muliakan suamimu di rumahnya. Sekalipun di rumahmu sendiri berlaku kebiasaan egaliter, layanilah suamimu di depan ibu mertuamu. Semua ibu ingin anak lelakinya dimuliakan oleh menantunya. Jangan pernah buka aib suamimu di depan mertuamu, jangan kau kritik apalagi kau marahi di depan orang tuanya.
Terlibatlah dalam kerepotan rumah tangga di rumah mertua saat lebaran. Jangan berlaku seperti tamu yang minta dilayani atau justru mengurung diri di kamar. Sekalipun di rumahmu engkau tak pernah mecuci piring, menyapu atau mengepel. Lakukan saja selama di rumah mertuamu.
        Jika mertuamu atau keluarga besarmu campur tangan dalam pendidikan anakmu, bersabarlah, tokh hanya beberapa hari. Kecuali dalam masalah prinsipdankemaksiyatan. 
        Kurangi berdebat untuk perbedaan dalam hal-hal teknis. Sekalipun engkau banyak belajar parenting, tak perlu menggurui mertuamu. Mintalah nasehat dan doa untuk kebaikan keluargamu.
           Ada saatnya seorang menantu mendapat kedzaliman dan keluarga suami, fitnah atau caci maki. Inilah saat bersabar dan berdoa. Doa orang yang teraniaya tanpa hijab di hadapan Allah. Berdoalah yang banyak,  yang baik-baik. Semoga engkau bersabar dan ikhlas. Mudahlah untuk memaafkan dan meminta maaf, sekalipun engkau dipihak yang benar.
         Tak perlu cemburu jika suamimu manja dan mesra pada ibunya. Bukankah engkau juga suka, jika anakmu manja dan mesra padamu. Biarlah mereka melepas rindu, jangan kau ganggu.
        Terakhir, yakinlah janji Allah, bahwa balasan kebaikan adalah kebaikan. Cepat atau lambat. Allah sesuai persangkaan hambanya. Allah tidak tidur dan tidak lupa. Jika orang lain enggan membalas kebaikanmu, mengabaikan dan mencibir, maka ingatlah Allah yang akan membalas. Tak perlu marah atau dendam. Tetap tersenyum dan bermuka cerah. Katakan kata-kata penduduk surga, kata-kata yang  mengandung keselamatan.
       Selamat mudik, semoga menjadi momen manis menantu mertua yang merekatkan cinta dan menjadikan suamimu makin mengerti, siapa dirimu sesungguhnya: perempuan solihah yang layak dicintai dunia akhirat dan tak akan diduakan selamanya.
Boleh saja engkau tidak sepakat dengan nasehatku ini, tetapi ketahuilah, ini adalah diantara rahasia, mengapa suamiku selalu mencintaiku.
Hihihi...terserah kamu ah, mau percaya atau tidak.

Ida Nur Laila

Tidak ada komentar: