InspirasI

Senin, 26 Juni 2017

PERANG SALIB DI NUSANTARA

Oleh: Prof. Ahmad Mansur Suryanegara

PERJANJIAN TORDESILAS (1494) sbg perjanjian yang berisikan kewenangan yang diberikan oleh PAUS ALEXANDER VI kepada Kerajaan Katoĺik Portugis untuk menguasai dunia belahan timur. Dan kepada Kerajaan Katolik Spanyol untuk menguasai dunia belahan barat. Atas dasar Perjanjian Tordesilas (1494) awal lahirnya Imperialisme atau Penjajahan.
Enam belas tahun kemudian, Kerajaan Katolik Portugis masuk ke Malaka (1510). Akibat Kerajaan Katolik Spanyol melanggar pembagian Wilayah Jajahan yang ditetapkan dlm  Perjanjian Tordesilas, memasuki Maluku dan Filipina Selatan (1521), menjadikan Kerajaan Katolik Portugis menduduki KALAPA (1522).
       Di bawah kondisi yang demikian ini, Kerajaan Islam Demak dan Cirebon terjepit oleh kedua kerajaan imperialis.
Pada saat masuknya kedua imperialis ke Asia Tenggara, Kerajaan Budha Sriwijaya dan Kerajaan Hindu Majapahit sudah tidak dapat melanjutkan sejarahnya.
           Itulah sebabnya Islam: Kerajaan Islam Demak dan Cirebon tampil ke depan  memimpin melancarkan perlawanan.
Perlawanan ini dipimpin oleh Cucu PRABU SILIWANGI yakni  SYARIF HIDAYATULLAH dan Menantunya, FATAHILLAH. Dampaknya lahirlah JAYAKARTA atau JAKARTA, 22 Juni 1527 atau 22 Ramadhan 933 H.
Seratus tahun kemudian datanglah imperialis kedua, Verenigde Oost Compagnie - VOC. Berhasil merebut JAYAKARTA dan digantikan dengan nama BATAVIA (1619). Sebenarnya Belanda masih dijajah oleh Kerajaan Katolik Spanyol. Dalam perangnya selama 80 th ( 1524 -1648 ), berhasil merdeka (1648 ). Kelanjutannya berdirilah Kerajaan Protestan Belanda.
Perang Agama di Eropa Katolik kontra Protestan, diekspor ke Nusantara Indonesia. Menurut J.C van Leur, pecahlah Perang Agama Segitiga: Katolik kontra Protestan. Islam sbg Pribumi melawan kedua Imperialis atau Penjajah Barat.
         Saat inilah awal pertama kalinya Islam sbg Pribumi mempertahankan tanah air sendiri, dituduh INTOLERANCE. Padahal yang membawa Perang Agama ke Nusantara Indonesia adalah kedua imperialis tersebut.

Tidak ada komentar: